Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 220

"Tentang masalahmu yang dilaporkan oknum-oknum Yahudi itu aku sudah menyelidiki langsung. Aku bahkan sudah berbincang dengan Brenda. Aku sudah diajak Brenda bertemu nenek Catarina. Aku menyimpulkan kau tidak keliru sama sekali. Aku bahkan heran, seorang muslim yang taat seperti kamu bisa sedemikian dekat dengan nenek-nenek Yahudi bahkan menolong nenek Yahudi. Brenda telah menceritakan semuanya padaku. Aku tahu kamu taat karena diam-diam aku dapat laporan dari orang-orang setiap tengah hari kau selalu pergi ke Edinburgh Central Mosque, bahkan kau katanya punya kajian di sana. Hanya saja aku tetap ada kekhawatiran."

"Khawatir apa Prof?"

"Khawatir jika oknum-oknum itu punya lobi yang kuat. Dan mereka meminta saya untuk mengadakan debat ilmiah tentang Amalek. Sebab katanya kau menantang mereka. Mereka minta diadakan di kampus. Apa kamu siap?"

"Siap Prof."

"Baik. Pekan depan kita adakan debat itu. Dan aku sudah memutuskan sesuatu untuk membelamu."

"Apa itu Prof?"

"Jika mereka sampai mengusirmu dari kampus ini, aku akan mengikutimu keluar dari kampus ini."

"Tidak perlu begitu Prof. Saya tidak harus dibela sampai sedemikian itu. Profesor tenang saja, bumi Tuhan ini luas."

"Tidak. Ini prinsip. Sebab saya yang bawa kamu, saya yang usulkan kamu."

"Terserah Profesor kalau begitu."

"Fahri saya mau tanya. Cara masuk Islam itu bagaimana?"

"Profesor mau masuk Islam?"

"Tidak hanya ingin tahu saja."

"Oh. Maaf kalau saya terlalu cepat menyimpulkan. Caranya mudah sekali Prof. Cukup membaca syahadat. Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Diucapkan di lisan dan diyakini arti dan maknanya maka sudah jadi orang Islam."

"Begitu saja?"

"Iya."

Profesor Charlotte mengangguk-angguk. Minuman dan makanan yang dipesan Fahri datang. Fahri meneguk jus Mangga dengan penuh syukur. Rasanya begitu segar membasahi tenggorokan, namun tetap saja jus Mangga yang ada di samping kampus AI Azhar University Cairo tiada tertandingi oleh jus Mangga manapun di atas muka bumi ini.

Sambil menikmati Sambosa Fahri meraba-raba apa sebenarnya yang diinginkan Profesor Charlotte dengan menanyakan hal itu. Fahri merasa pertanyaan Profesor Charlotte sedikit aneh. Ia sangat yakin sebenarnya Profesor Charlotte telah mengetahui dengan detil apa yang harus dilakukan jika seseorang ingin masuk Islam. Juga apa kewajiban-kewajiban seseorang yang telah masuk Islam. Sebab Profesor Charlotte telah membimbing banyak doktor dalam studi Islam.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 220

0 komentar:

Posting Komentar