Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 39

"Wah cemerlang sekali idenya. Brother Mosa, tolong dicatat baik-baik. Panggil ahli desain interior untuk mewujudkan usul Nona Ruth."

"Itu usul saya yang pertama. Saya masih ada satu usulan."

"Silakan, Nona Ruth. Dengan senang hati kita semua mendengarkan."

"Usul saya yang kedua, kita belum punya layanan delivery. Sudah saatnya membuka pelayanan delivery ketika pelanggan kita mulai banyak. Dan satu lagi, sekalian saja, menu kita terasa Asia Selatan dan Turki. Saya usul, ada tambahan menu Chinese Muslim atau Thailand Muslim, biar lidah Asia Timur lebih masuk."

Fahri mengangguk-angguk. "Kita tambah menu Chinese Muslim dan Indonesia," ujar Fahri mantab.

"Indonesia Muslim?" tanya Ruth.

"Disebut Indonesia saja sudah menunjukkan Muslimnya, seperti ketika kita menyebut Turki atau Mesir. Sebab Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia."

Semua yang ikut rapat mengangguk-angguk.

"Untuk usulan, sementara saya rasa cukup. Usulan-usulan dari Nona Salma dan Nona Ruth itu cukup dulu untuk rapat kali ini. Jika bisa kita jalankan dengan konsekuen, akan membuat maju usaha ini. Dan jika usaha ini maju, kalian semua juga akan menikmati buahnya. Setiap target tercapai, saya janjikan kalian akan mendapatkan bonus yang pantas, insya Allah."

Salma tepuk tangan diikuti yang lain. Suasana rapat benar-benar hangat dan penuh kekeluargaan.

"Apakah masih ada sesuatu yang perlu dibincangkan? Sebelum saya tutup rapat ini," tanya Fahri.

"Saya ingat sesuatu," tukas Mosa. "Madam Barbara, silakan laporkan apa yang Anda temukan pada rekaman CCTV," ucap Mosa pada perempuan setengah baya yang juga bekerja di Minimarket Agnina.

"Saya coba melihat lebih teliti rekaman CCTV di dalam minimarket. Saya agak terkejut, saya menemukan sebuah pencurian kecil. Saya sebut kecil, karena yang dicuri barang yang kecil yaitu beberapa potong cokelat. Dan pelakunya juga anak remaja yang belum dewasa. Yang saya kaget, ia telah melakukan hal itu tiga kali dalam seminggu ini. Apakah kita akan laporkan ke pihak kepolisian atau bagaimana?" tutur Madam Barbara.

"Boleh saya lihat hasil rekamannya?"

"Sebentar, saya ambil."

Madam Barbara bergegas mengambil kaset yang telah ia siapkan berikut alatnya. Sejurus kemudian, Madam Barbara telah memutarnya dan hasil rekaman itu tampak di layar 12 inci. Madam Barbara mendekatkan ke meja Fahri. Fahri mengamati dengan saksama. Tampak anak remaja memasuki minimarket dengan tenang. Ia melihat-lihat barang. Ia lalu menuju tumpukan cokelat batangan. Ia tampak mengambil tiga batang. Yang dua batang ia masukkan ke dalam saku sweeternya, dan yang satu lagi ia pegang. Ia lalu membayarnya di kasir. Saat membayar, wajah remaja itu sempat mendongak ke atas. Ke arah kamera CCTY. Fahri terhenyak.



(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 39

0 komentar:

Posting Komentar