Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 47

"Mungkin imam sedang berhalangan, sudah lewat lima belas menit dari jadwal iqamat, sebaiknya kita mulai saja shalat jamaahnya dan Anda yang menjadi imam," kata le1aki dari Afrika itu.

"Jangan saya, silakan Tuan Taher saja," jawab Fahri.

"Waduh, saya masih belajar membaca Al-Qur'an, bacaan saya jelek. Anda yang jelas hafal banyak ayat, kemarin Anda yang meluruskan imam muda," sahut Tuan Taher.

"O ya, imam muda mana?" tanya Fahri.

"Mungkin juga berhalangan. Sudahlah jangan saling berbantahan nanti waktu Shubuh keburu hilang." Pria gemuk dari Afrika mengingatkan.

"Ayolah, Brother Fahri," desak Tuan Taher.

Fahri melihat jam di Masjid dan jadwal syuruq-nya. Masih ada waktu cukup lama.

"Kita tunggu lima menit lagi. Jika imam tidak juga datang kita mulai insya Allah."

Mereka menunggu lima menit berikutnya. Ketika lima menit lewat, imam belum juga tampak, Tuan Taher minta dikumandangkan iqamat. Fahri bersiap melangkah ke tempat imam, namun Paman Hulusi menahannya.

"Kenapa?" tanya Fahri.

Paman Hulusi mengisyaratkan Fahri agar melihat ke pintu Masjid. Tampak imam tua datang dengan wajah pucat. Saat itu shaf mulai tertata dengan sendirinya. Sang imam tua datang dengan terbatuk-batuk.

"Jadi kalian belum juga shalat? Huk.. huk..." kata sang imam.

"Kami menunggu Anda."

"Masya Allah, maaf, saya, huk.. huk.. terlambat! Hmm huk... huk... saya tidak bisa mengimami, saya sedang flu dan batuk berat, huk... huk... Silakan yang lain boleh mengimami!" kata sang imam. Spontan Tuan Taher mendorong Fahri yang ada di sampingnya untuk maju. Fahri pun maju. Seorang Arab muda yang baru datang bersama imam memberi isyarat kurang puas seolah berkata, "Kenapa dia yang jadi imam?"

Fahri mengingatkan agar merapatkan shaf dalam bahasa Arab yang fasih dan bahasa Inggris yang juga fasih. Ia lalu mengucapkan takbiratul ihram dengan berwibawa dan merdu. Ia membaca Fatihah dengan sangat indah. Suaranya menyerupai Syaikh Mathrud. Ia lalu membaca surat Shaf ayat satu sampai sembilan. Rakaat kedua ia membaca Surat Shaf ayat sepuluh sampai selesai.

Usai salam dan dzikir, Fahri bangkit dan hendak melangkah ke luar Masjid. Sang imam dengan terbatuk-batuk mendekati Fahri.

"Masya Allah ... huk .. huk ... bacaanmu tartil, bagus, dan indah didengar. Huk ... huk. .. Siapa namamu, anakku? Dari mana asalmu?"

"Nama saya, Fahri Abdullah. Saya dari Indonesia."

"Kamu ... buk.. buk .. belajar baca Al-Qur'an di Indonesia?"

Fahri mengangguk. Tiba-tiba batuk sang imam menjadi-jadi. Imam itu berusaha mengendalikan batuknya. Wajahnya tampak menderita.

"Syafakallah, imam," gumam Fahri.

"Huk ... buk ... astaghfirullah... saya harus segera pulang ... maaf huk.. huk... " ujar sang imam sambil cepat-cepat pergi keluar Masjid diikuti pemuda Arab.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 47

0 komentar:

Posting Komentar