Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 46

"Paman Hulusi, bangun, sebentar lagi Shubuh!" kata Fahri pelan.

"Saya sudah bangun sejak tadi, bahkan saya tidak tidur, Hoca!" jawab Paman Hulusi dari kegelapan. Fahri tidak bisa melihat Paman Hulusi. Ia nyalakan lampu. Tampaklah Paman Hulusi duduk di kursi yang dihadapkan ke jendela.

"Ssst... tolong matikan lagi lampunya, Hoca!"

"Kau sedang apa, paman?"

"Sengaja saya tidak tidur. Saya penasaran. Saya ingin tahu seperti apa orang yang meneror kita dengan mencoret-coret kaca mobil dan memasang tulisan penghinaan di pintu rumah kita. Aku ingin tahu siapa dia? Ternyata sampai menjelang Shubuh dia tidak muncul sama sekali!"

"Mungkin dia tahu kalau ditunggu, paman."

"Tidak tahulah. Yang pasti, saya sangat penasaran. Saya ingin sekali bisa menangkap basah orang itu."

"Lima belas menit lagi Shubuh, paman. Ayo, siap-siap kita ke Masjid. Nanti terlambat."

"Baik, Hoca. Teman Hoca, bagaimana, dibangunkan apa dibiarkan saja?"

"Biar saya bangunkan, paman. Kita tidak boleh meninggalkan saudara kita ketinggalan keutamaan sebuah ibadah. Itulah makna iyyaka na'budu, paman!"

•••

"Laa haula wa laa quwwata illaa billaah, ... Laa haula wa laa quwwata illaa billaah ... "

"Hoca, mungkin kita akan terlambat sampai di Masjid."

"Kita berangkat tepat waktu."

"Iya. Tapi, ini hari Sabtu. Biasanya imamnya yang agak tua itu. Dia selalu minta iqamatnya diajukan beberapa menit dan baca suratnya pilih yang pendek. Kemungkinan kita sampai di Masjid shalat jamaahnya sudah selesai, atau dapat tahiyyat akhir. Itu pola yang aku amati dari imam yang agak tua itu."

"Tidak apa, kalau terlambat nanti kita shalat berjamaah sendiri di Masjid."

Mobil SUV putih itu telah melewati depan Nicolson Square Garden. Jalan-jalan Edinburgh masih sepi. Kota itu begitu cantik, seumpama pengantin yang masih terlelap tidur dengan pakaian pengantinnya. Fahri terus berdzikir.

"Laa haula wa laa quwwata illaa billaah, ... Laa haula wa laa quwwata illaa billaah ... " 

Ketika mereka memasuki Masjid, jamaah tampak sedang duduk khusyuk tidak dalam sebuah barisan shaf. Fahri mengira bahwa mereka telah usai shalat berjamaah. Fahri melihat Tuan Taher Khan yang bertemu usai shalat Jumat kemarin. Tampak Tuan Taher Khan tersenyum padanya. Ia mendekati lelaki setengah baya dari India itu.

"Sudah selesai shalat jamaah?" tanya Fahri.

"Belum. Seharusnya sudah dimulai dan sudah selesai, tapi imam belum juga datang."

Fahri mengangguk Paman Hulusi dan Mishah jadi mengerti. "Kalau begitu, sambil menunggu imam, saya shalat sunah dulu."

"Silakan."

Fahri mengambil tempat yang tepat lalu takbir. Misbah dan Paman Hulusi juga melakukan hal yang sama. Sampai Fahri selesai shalat sunah, imam belum juga datang. Tuan Taher Khan dan seorang lelaki gemuk dari Afrika mendekati Fahri.



(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 46

0 komentar:

Posting Komentar