Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 245

Baruch berdiri dan menatap nenek Catarina dengan penuh amarah. "Keluarkan perempuan gila dari ruangan ini!"

Prof. Charlotte yang sudah tahu bahwa nenek Catarina adalah tetangga Fahri, agak sedikit salah tingkah. Ia ingin agar nenek Catarina keluar dari ruangan itu agar diskusi siang itu berjalan kondusif, tetapi mengusir seorang nenek-nenek yang bersusah payah datang dengan kursi roda membuatnya berpikir dua kali.

"Justru kau yang harus meninggalkan tempat ini, anak durhaka!" balas nenek Catarina dengan suara parau dan wajah agak pucat.

Melihat apa yang terjadi, Fahri merasa harus turun tangan. Fahri minta Baruch agar duduk kembali. Fahri lalu mendekati nenek Catarina, dan berjongkok di hadapan nenek Catarina. Fahri minta dengan sangat agar nenek Catarina diam dan mendengarkan diskusi dengan tenang.

"Nenek tidak boleh bicara kecuali telah dipersilakan oleh Prof. Charlotte. Nanti ada waktunya nenek bertanya atau menyanggah pendapat para pembicara. Jika mau bicara nenek angkat tangan dan baru bicara jika telah diijinkan oleh Prof. Charlotte. Urusan pribadi jangan dibawa ke sini dan membuat keributan di sini. Tolong ya Nek."

Nenek Catarina mengangguk.

"Maaf saya menganggu. Saya hanya tidak bisa menahan emosi lihat Baruch." Lirih nenek Catarina pada Fahri.

Fahri lalu mendekati Prof.

Charlotte dan menjelaskan bahwa diskusi bisa dilanjutkan dan nenek Catarina agak mengikuti diskusi dengan baik. Prof Charlotte kembali memimpin diskusi. Saat Prof. Charlotte memberikan sedikit pengantar tentang tema diskusi, Baruch angkat tangan.

"Ya Tuan Baruch, ada apa?"

"Dengan hormat saya minta perempuan tua yang lancang itu diminta meninggalkan forum ini!"

"Tuan Fahri telah mengajaknya bicara seperti yang Anda lihat tadi dan nenek itu berjanji akan menjadi pendengar yang baik. Jadi tidak perlu mengusirnya." Jawab Prof. Charlotte.

"Professor Charlotte, saya mohon maaf sedikit membuat kekacauan. Maafkan saya." Kata nenek Catarina tanpa melihat Baruch.

"Anda dengar Tuan Baruch, dia minta maaf."

"Saya tidak peduli. Dia telah sangat lancang menghujat saya. Dia harus keluar dari sini!"

Baruch bersikeras. Wajah Prof Charlotte tampak tegang. Seumur-umur ia memimpin ribuan diskusi, baik tingkat universitas sampai tingkat internasional, belum pernah mengalami hal setegang ini. Para peserta diskusi yang memenuhi ruangan itu ikut tegang.

"Tak perlu mengusir nenek itu keluar dari sini. Dia sudah minta maaf." Teriak seorang mahasiswi berambut blonde.

Fahri angkat tangan.

"Iya Tuan Fahri, silakan bicara!"

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 245

0 komentar:

Posting Komentar