Ayat-ayat Cinta 2 - bagian 163

"Oh jadi tentang amalek. Tolong nanti saya beri tahu nama orang-orang yang bertengkar dengan nenek itu, akan saya ajak berdiskusi secar...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 162

"Iya tipis sekilas seperti telur dadar. Blintz ini bisa digunakan sebagai makanan utama. Bisa diisi kentang tumbuk, atau keju manis, at...

Ayat-ayat Cinta 2 -Bagian 161 | Ciorb de pe te

"Yang unik, Madam Varenka mengajak Keira mengamen di Royal Miles. Dan Keira sudah tidak gengsi lagi." Lapor Nyonya Suzan. "Ba...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 160

Gary bangkit dan melangkah meninggalkan Fahri dan Paman Hulusi. Fahri bersyukur kepada Allah, urusannya ternyata mulus dan mudah. Tidak sesu...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 159

Tepat pukul 13.25 mereka berdua sudah memasuki St. Gilles Cafe. Mereka datang lima menit lebih awal dari yang dijanjikan. Fahri mengedarkan ...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 158

"Iya Paman Eqbal. Posisi di mana sekarang?" "Kami masih di Manchaster. Syaikh Utsman menanyakan apa hasil istikharahmu?"...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 157

"Sebentar, saya tidak mendengar suara nenek Catarina. Apa dia tidur di kamarnya?" "Nenek Catarina duduk-duduk di halaman bela...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 156

Kau sudah sangat setia. Segala cara sudah kau lakukan untuk menemukan Aisha tapi tidak juga kau temukan. Dan kau sudah mendapatkan bukti bah...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 155

"Dari sekian tawaran setelah Aisha hilang, sebut saja Aisha hilang, tak jelas lagi di mana keberadaannya, ini adalah tawaran terbaik. T...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 154

"Lihatlah DVD itu dengan seksama. Lalu istikharahlah. Ingat, anakku aku sama sekali tidak memaksamu untuk menerima Yasmin. Kalau kau be...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 153

Dia minta tolong kepada kedua orang tuanya untuk mencarikan jodoh. Lelaki yang mematahkan tangannya itu kebetulan bukan pilihan orang tuanya...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 152

Mereka hanya bertiga di dalam ruangan hotel itu. Fahri, Eqbal Hakan Erbakan, dan Syaikh Utsman. Eqbal Hakan Erbakan telah memesankan preside...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 151

"Syaikh Ustman yang minta tidak merepotkan kamu." "Syaikh Utsman selalu begitu. Beliau ke sini dalam rangka apa?" "...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 150

"Baiklah, kalau kau tidak lelah Sabina, aku mau tomato soup." "Baik, nenek tunggu sepuluh menit. Tomato supnya segera siap. S...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 149

"Dengan senang hati, saya menunggu kedatangan Tuan Baruch jika mau menemuiku di Stoney Hill Grove. Ada yang lain Tuan Baruch?" &...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 148

18 PERMINTAAN YANG SUSAH DITOLAK "Hoca, apakah Hoca membiarkan mereka bicara seenaknya seperti itu? Ijinkan saya membuat perhitungan de...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 147

"Kedua, kalau pun membaca mereka lebih bodoh dari keledai, mereka tidak akan paham isinya. Sebab yang ada di benak mereka saat ini adal...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 146

Paman Hulusi lalu belok kanan menyusuri St David Street, lalu belok kanan dan akhirnya sampai di West Register Street. "Bangunan depan ...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 145

"Okay aku setuju. Kau dan seluruh orang di rumah ini boleh ikut serta, dan nanti menunya saya pesankan yang vegetarian. Kalau begitu be...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 144

Tiba-tiba Nenek Catarina keluar dari kamar Misbah, ia membuka pintu pelan-pelan dan melangkah dengan tertatih memakai krek. Fahri langsung m...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 143

Keira tambah menghambur memeluk Nyonya Janet, ibunya. Keduanya berpelukan agak lama. Tampaknya sang ibu menangis, demikian juga Keira. Nyony...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 142

Selesai shalat maghrib berjamaah dengan Paman Hulusi, Fahri naik ke atas. Ia langsung duduk di depan meja kerjanya di samping jendela kamarn...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 141

Fahri kembali merebahkan punggung dan kepalanya ke sofa. Mulutnya berkomat-kamit melantunkan dzikir senja. Subhanallah wa bihamdihi 'ada...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 140

"Saya serahkan kepadamu untuk mengolahnya Nyonya Suzan. Saya percaya Anda karena Anda taat beragama." "Terima kasih, Tuan Fah...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 139 | 17 TEH PANAS YANG MENGGETARKAN

Fahri menerima sebuah kartu nama dari Baruch. "Besok, jam seperti ini, aku akan datang ke sini dan aku tidak mau ada lagi alasan yang m...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 138

"Nenek Catarina bilang agar kau tidak mengambil resiko berurusan dengan Baruch. Biar nenek Catarina yang menghadapi, ia sudah rela jika...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 137

"Silakan, sana lapor! Asal kamu tahu, saya melakukan ini justru demi menegakkan hukum! Nenek tua ini yang tidak tahu diri. Ini rumah sa...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 136

Di ruang tamu, Paman Hulusi melihat ke arah rumah Nenek Catarina dari jendela. "Ada apa Paman?" "Itu ada yang menyeret nenek ...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 135

Fahri bertekad berapapun harganya, selama ia mampu, Sabina harus kembali punya status kewarganegaraan. Dari pendalaman yang ia lakukan, pere...