Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 138

"Nenek Catarina bilang agar kau tidak mengambil resiko berurusan dengan Baruch. Biar nenek Catarina yang menghadapi, ia sudah rela jika harus mati mempertahankan rumahnya!" Sahut Sabina.

"Tidak bisa ini kriminal!"

"Nenek Catarina bilang ia berpesan sungguh-sungguh! Katanya ia tidak mau dirimu dan orang-orang di lingkungan sini susah karena berurusan dengan Baruch itu!"

Fahri lalu bergegas menemui nenek Catarina. Dengan air mata meleleh nenek Catarina meminta Fahri tidak berurusan dengan Baruch. Fahri tetap ngotot hendak lapor polisi. Nenek Catarina melarang dengan sungguh-sungguh.

"Baik, saya tidak akan berurusan dengan Baruch, tapi nenek barus ikuti cara saya."

"Bagaimana itu?"

"Nenek sementara tinggal di rumah saya. Biarkan sementara Baruch mendapatkan rumah itu. Saya akan mengusahakan mencari pengacara hebat sampai nenek mendapatkan kembali rumah itu."

"Saya tidak mau meninggalkan rumah ini!"

"Kalau begitu saya akan lapor polisi!"

"Jangan! Tolong, nanti kamu yang akan susah, urusanmu jadi akan sangat panjang!"

"Kalau begitu ikuti cara saya, sementara nenek ikuti saran saya. Beritahu saya barang-barang apa saja yang harus diambil untuk sementara. Agar ketika dia datang, ia tidak buat onar lagi! Di rumah saya, nenek tetep bisa melihat rumah nenek! Ayolah Nek!"

Nenek Catarina diam sesaat, lalu lirih ia bicara,

"Baiklah, tapi kau harus janji aku akan kembali ke rumahku lagi!"

"Saya janji Nek."

"Baiklah aku ikut caramu!"

Fahri lalu memindahkan nenek Catarina ke rumahnya dibantu Paman Hulusi, Brenda dan Sabina. Sementara nenek Catarina menempati kamar yang sebelumnya ditempati Misbah. Lalu mereka membantu mengambil barang-barang penting dari rumah nenek Catarina.

Setelah tiga jam berlalu dari waktu yang dijanjikan, Baruch kembali datang. Fahri menemui Baruch. Fahri kemudian menjelaskan bahwa ia bisa membujuk nenek itu untuk pergi dan sudah pergi. Baruch bertanya, dia ada di mana?

"Dia ada di tempat yang aman. Dia sangat terpukul dan sakit hatinya. Dia tidak mau aku memberi tahu tentang keberadaannya. Hanya kalau boleh ia minta waktu satu hari untuk mengemasi barang-barangnya."

"Baik, aku beri waktu satu hari." Tegas Baruch

"Dan satu lagi."

"Apa itu?"

"Ia ingin tahu siapa pembeli rumah itu? Jika ia ada uang, ia akan membeli rumah itu dari pembelinya!"

Baruch tertawa terkekek-kekek.

"Dasar nenek sinting, dari mana ia akan dapatkan uang untuk membeli rumah itu!"

"Apa keberatan jika Anda memberitabu siapa pernbelinya?"

"Okay, boleh, sama sekali saya tidak keberatan. Ini kartu namanya berikan pada nenek sinting itu! Aku berharap ia tidak tambah sinting!"


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 138

0 komentar:

Posting Komentar