Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 144

Tiba-tiba Nenek Catarina keluar dari kamar Misbah, ia membuka pintu pelan-pelan dan melangkah dengan tertatih memakai krek. Fahri langsung menghambur memegangi dan membantu Nenek Catarina.

"Nenek jangan banyak gerak dulu. Pesan dokter Nenek harus hati-hati berjalan, jangan sampai jatuh. Jika jatuh dengan posisi yang salah itu retak tulang bisa jadi patah. Kalau ada apa-apa nenek panggil kami saja."

"Aku bosan di kamar terus, Fahri. Eh ini siapa yang baru datang temanmu yang satu itu ya? Dari mana saja?"

"Saya baru datang dari Bangor, nenek Catarina."

"Namamu siapa?"

"Misbah."

"Mari silakan minum." Sabina meletakkan nampan berisi tiga gelas teh dan sepiring cake cokelat.

"Untuk saya mana, Sabina?"

Gumam nenek Catarina.

"Oh ya sebentar, Nek."

Fahri menolong nenek Catarina duduk. Misbah sudah menyeruput tehnya. Paman Hulusi mencomot sepotong cake dan memamahnya dengan lahap.

"Kapan kita makan malam? Saya sudah lapar."

"Sebentar Nek. Tadi Paman Hulusi beli pizza. Mungkin sudah agak dingin, biar dipanaskan di oven dulu."

"Sepertinya saya agak kurang berselera makan pizza. Saya ingin jenis sup. Saya seperti ingin melahap paysanne soup."

"Nenek makanlah yang ada!"

Sahut Paman Hulusi agak keras.

"Paman." Fahri mengingatkan agar Paman Hulusi memperhalus cara bicaranya.

"Saya tidak maksa, saya hanya menyampaikan kurang selera makan pizza. Kalau saja saya masih menempati rumah sendiri, saya bisa masak sendiri menu yang saya inginkan." Seloroh nenek Catarina. Paman Hulusi tampak semakin kurang suka dengan nenek Catarina.

"Nenek, bahan untuk membuat paysanne soup sedang tidak ada, tapi untuk membuat tomato soup ada. Apa mau saya buatkan? Ini minumnya Nek." kata Sabina.

"Boleh, tomato soup juga boleh. Saya ingin yang segar-segar."

"Tunggu ya Nek, saya buatkan."

Tiba-tiba bel berdentang. Misbah yang berada paling dekat dengan pintu beranjak membuka pintu

"Hai, eh Fahri mana?" Brenda yang tampak begitu anggun malam itu. Ia memakai gaun malam merah. Parfumnya yang wangi seketika menyeruak ke seluruh ruangan itu. Fahri mendekat.

"Hei ada apa Brenda?"

"Kau lupa ya ini waktunya kita ke Royal Pup & Cafe."

"Kau serius?"

"Serius."

"Tapi kau belum jawab pertanyaan terakhirku."

"Pertanyaan apa?"

"Ah kau belum baca. Coba kau lihat sms terakhirku?"

Brenda membuka ponselnya dan membaca.

"O my God, benar aku belum baca. Bagaimana bisa terjadi ini?"

"Karena kau tidak jawab, ya aku pikir kau tidak setuju. Jadi aku pikir sama sekali tidak jadi ke Royal Pup & Cafe."


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 144

0 komentar:

Posting Komentar