Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 156

Kau sudah sangat setia. Segala cara sudah kau lakukan untuk menemukan Aisha tapi tidak juga kau temukan. Dan kau sudah mendapatkan bukti bahwa Alicia wartawati Amerika yang berangkat bersama Aisha itu telah ditemukan dalam kondisi tewas di Israel. Kemungkinan Aisha mengalami nasib seperti itu. Meskipun kau tidak mau itu terjadi. Tapi itu mungkin saja terjadi. Kau harus meneruskan hidupmu! Kau tidak boleh berhenti! Kau harus juga melahirkan generasi penerus. Dan Yasmin adalah calon ibu yang baik untuk anak-anakmu! Ingat, dia cucu ulama besar. Syaikh Utsman. Bukan sekedar itu, dia telah membuktikan dirinya adalah perempuan berkualitas."

Suara itu kembali berusaha meyakinkannya agar menerima Yasmin.

"Aku harus istikharah lagi!"

"Percayalah memilih Yasmin adalah baik. Dan kau tidak akan salah pilih. Kau sudah lima kali istikharah. Dan kau harus jujur pada dirimu, bahwa sejatinya kau cukup tertarik pada Yasmin. Maksudnya, kau bisa mencintai Yasmin untuk jadi istrimu."

"Jujur aku akui itu, tapi aku harus istikharah lagi." Tegas Fahri berusaha mengusir bujukan suara dari dirinya sendiri. Pergulatan batin itu terjadi dengan sengit selama tiga hari sejak Syaikh Utsman menawarkan cucu putrinya yang bernama Yasmin itu.

"Tuan, ini tehnya!"

Fahri terhenyak mendengar suara serak Sabina yang meletakkan teh hangat meja yang ada di depannya. Sabina melirik layar kaca. Gambar Yasmin yang tersenyum manis berfoto bersama Syaikh Utsman dan keluarga besarnya masih terpampang.

"Perempuan itu siapa Tuan?!"

Fahri agak kaget mendengar pertanyaan itu. Ia spontan memandang wajah Sabina. Seketika Sabina kaget dan menyadari kelancangannya.

"Maafkan saya, Tuan! Maaf!"

"Itu namanya Yasmin. Gadis dari Mesir. Cucunya Syaikh Ustman. Itu Syaikh berjenggot putih memakai torbus Al Azhar itu namanya Syaikh Utsman." Dari arah belakang Paman Hulusi menyahut.

"Syaikh Ustman meminta Hoca Fahri agar berkenan menikahinya. Menurutku itu tawaran yang tidak boleh ditolak! Tawaan ulama yang shalih tidak semestinya di tolak. Dan Syaikh Ustman bukan sembarang memberikan tawaran. Hanya yang terbaik yang ditawarkan untuk Hoca Fahri. Itu yang aku fahami dari cerita Hoca Fahri kemarin. Itu sama seperti saat Syaikh Utsman memberi tawaran kepada Hoca Fahri apakah mau menikah dengan seorang gadis Turki, yang tak lain adalah Aisha Hanem. Menurutku sudah waktunya Hoca Fahri menikah lagi. Dan Yasmin itu adalah calon istri pengganti Aisha Hanem yang tepat. Menurutmu bagaimana Sabina?" Tanya Paman Hulusi pada Sabina.

Sabina menunduk.

"Yasmin itu cantik kan Sabina? Cocok menikah dengan Hoca Fahri kan? Keluarganya juga keluarga yang baik. Kau setuju dengan pendapatku kan?" Desak Paman Hulusi.

"Sa .. saya tidak tahu .." Serak Sabina. "Maaf saya tu ... turun ke bawah."

"Sabina!" Panggil Fahri.

Sabina menghentikan langkahnya.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 156

0 komentar:

Posting Komentar