Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 160

Gary bangkit dan melangkah meninggalkan Fahri dan Paman Hulusi. Fahri bersyukur kepada Allah, urusannya ternyata mulus dan mudah. Tidak sesukar yang ia bayangkan. Tuan Gary sangat bekerja sama dan penuh pengertian. Di mana-mana masih banyak orang-orang baik yang memiliki perasaan dan nurani.

Siang itu juga Fahri dan Paman Hulusi kembali ke Stoney Hill. Fahri memberikan kunci rumah itu kepada nenek Catarina.

"Seperti yang Fahri janjikan, nenek bisa kembali menempati rumah nenek. Ini kuncinya. Hari ini kalau nenek mau nenek sudah bisa kembali ke rumah nenek."

Tangan nenek Catarina dengan gemetar menerima kunci itu. Perempuan bule tua yang telah berkeriput itu meneteskan air mata kegembiraan dan keharuannya. Ia menciumi kunci itu lalu meraih tangan Fahri. Fahri mendekat nenek Catarina memeluk Fahri sambil menangis.

"Terima kasih, Fahri, terima kasih."

Dengan dibantu Fahri, Paman Hulusi dan Sabina, nenek Catarina membersihkan dan menata kembali rumahnya. Dan sore itu nenek Catarina sudah kembali menempati rumahnya. Brenda yang mengetahui hal itu ikut mengucapkan selamat kepada nenek Catarina. Malam hari ketika Misbah pulang dari kampusnya, ia sudah bisa menempati kembali kamarnya. Misbah langsung menemui nenek Catarina dan minta maaf tidak bisa ikut membantu membersihkan rumahnya sebab ia seharian penuh harus mengerjakan tesis Ph.Dnya di kampus.

"Kalian semua baik-baik. Kini aku tahu, orang-orang Islam tidak seperti yang kukira selama ini."

"Jadi selama ini nenek mengira kami seperti apa?"

"Kami mengira kalian adalah musuh kemanusiaan. Ternyata tidak. Justru, anak angkatku sendiri yang Yahudi totok itu kurasakan sebagai manusia yang tidak punya hati layaknya manusia. Aku hampir tidak percaya dengan kenyataan ini. Bagaimana Baruch bisa begitu tega padaku?"

"Sudahlah nek. Sekarang nenek sudah kembali menempati rumah nenek. Kalau ada apa-apa nenek tinggal bilang kepada Fahri, atau kami semua. Kami akan membantu nenek semampu kami."

"Terima kasih."

•••

Hari berikutnya Fahri bersama Tuan Gary menghadap notaris untuk mengurus surat menyurat rumah itu. Fahri mengajak Brenda menjadi saksinya. Ia minta gadis tetangganya itu karena Brenda tahu dengan detil yang terjadi dan karena Brenda warga asli Skotlandia. Brenda jadi mengetahui bahwa sedemikian besar pengorbanan Fahri untuk mengembalikan nenek Catarina ke rumahnya.

Hari itu juga Fahri mendapat laporan dari Nyonya Suzan tentang perkembangan Keira. Bahwa Keira sudah menemukan gairahnya untuk berprestasi. Bakatnya memainkan biola sangat dipuji Madam Varenka. Nyonya Suzan tampak bersemangat sekali memberikan laporannya.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 160

0 komentar:

Posting Komentar