Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 154

"Lihatlah DVD itu dengan seksama. Lalu istikharahlah. Ingat, anakku aku sama sekali tidak memaksamu untuk menerima Yasmin. Kalau kau benar-benar tidak cocok, benar-benar wajahnya, suaranya, dan apa yang ada dalam diri Yasmin tidak bisa kau sukai, maka kau boleh menolaknya. Namun kau juga perlu ingat, jika lelaki shalih datang melamar seorang gadis dan tidak ada alasan syar'i untuk menolaknya maka gadis itu tidak boleh menolaknya. Sesungguhnya hadits itu menurutku juga bermakna sebaliknya, jika ada gadis shalihah datang meminta untuk dinikahi dan tidak ada alasan syar'i untuk menolak maka tidak boleh ditolak. Yasmin memang sudah bukan gadis lagi, tapi aku berharap ia adalah perempuan shalihah yang layak diterima bukan ditolak. Inilah inti kedatanganku ke Edinburgh ini. Jika kau sudah ada jawaban sebelum pulang maka aku akan lebih senang. Lebih senang lagi jika jawaban itu adalah lampu hijau, sehingga aku bisa mengatur pertemuan kalian. Yasmin saat ini ada di Durham. Dan dia akan menyertaiku saat aku ada di London insya Allah."

Fahri menunduk, kedua matanya berkaca-kaca. Dadanya bergemuruh. Wajah Aisha ada di pelupuk matanya. Dalam hati ia berkata, "Di mana kau Aisha? Jika kau ada, aku tidak akan mengalami hal rumit seperti ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang, Aisha?"

19
KEPUTUSAN YANG BERAT

Wajah itu bersih. Kedua matanya tajam dan cemerlang. Bibirnya tipis. Suaranya jernih dan fasih. Maha suci Tuhan yang mengukir wajah sedemikian anggun mempesona. Wajah itu sedemikian segar dan menebarkan kebahagiaan bagi yang melihatnya. Argumentasinya yang terwadahi dalam suara yang indah, berwibawa dan fasih cukup menjelaskan pemiliknya adalah seorang perempuan yang cerdas.

Di ujung sidang, sang ketua sidang munaqosah menjelaskan hasilnya, bahwa perempuan pemilik wajah yang bersih bernama Yasmin itu berhak meraih gelar magister dalam bidang Fiqh Perbandingan dengan yudisium mumtaz ma'a martabatisy syaraf atau summa cumlaude. Takbir, tepuk tangan dan siulan zaghrudah kebahagiaan membahana di ruangan itu.

Fahri berpikir, bagaimana bisa ada lelaki yang bersikap kasar pada perempuan seanggun itu? Bagaimana suaminya bisa berlaku kasar sampai Yasmin minta cerai?

Fahri menarik nafas begitu rekaman munaqosah Yasmin itu selesai. Fahri mendesah. Di layar kaca tampak wajah Yasmin yang tersenyum berfoto bersama Syaikh Utsman dan keluarga besarnya. Dan kini, kakek Yasmin yang berwajah bersih itu yang tak lain adalah Syaikh Utsman, guru yang sangat ia sayangi, meminta dirinya untuk menikahinya. Satu suara dari relung hatinya memintanya untuk menerima tawaran itu.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 154

0 komentar:

Posting Komentar