Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 152

Mereka hanya bertiga di dalam ruangan hotel itu. Fahri, Eqbal Hakan Erbakan, dan Syaikh Utsman. Eqbal Hakan Erbakan telah memesankan presiden suite untuk Syaikh Ustman di The Roxhurghe Hotel yang terletak di Charlotte Square, Edinburgh. Kini mereka ada di ruang tamu kamar Syaikh Utsman. Mereka telah makan siang di Restaurant Beirut yang berada di Nicolson Square. Restaurant halal yang menjuluki dirinya, "The best halal food and service ever in Edinburgh!". Mereka juga telah shalat dhuhur eli Edinburgb Central Mosque. Setelah itu mereka ke The Roxburghe. Dan seteJah check in, Syaikb Utsman minta Fahmi dan Eqbal ke kamarnya untuk membicarakan hal terpenting dalam kunjungannya ke tnggris Raya.

Fahri menatap wajah gurunya dengan penuh takzim, cinta dan kasih sayang. Wajah yang sudah berkeriput namun memancarkan keteduhan dan kedamaian. Jenggotnya yang telah memutih membuat pemiliknya semakin berwibawa dan anggun.

"Kedatanganku ke negeri ini, untuk memenuhi undangan tiga imam masjid. Pertama imam masjid Edinburgh. Undangannya dua hari lagi. Aku sengaja datang lebih awal dan mengajak Eqbal agar bisa berjumpa denganmu Fahri. Kedua imam masjid Manchester. Dan ketiga Imam masjid East London. Semuanya terkait dengan Al Qur'an. Namun yang paling penting adalah karena aku ingin menemuimu dan mau meminta sesuatu darimu."

"Apa itu Syaikh? Masya Allah, kalau meminta sesuatu padaku cukuplah perintahkan kepadaku untuk menghadap Syaikh, jika tidak ada halangan, Fahri pasti datang menjumpai Syaikh. Tidak perlu Syaikh yang repot menemuiku. Apa yang bisa Fahri lakukan untuk Syaikh?"

"Aku tidak berharap ini tidak memberatkanmu. Aku sangat berharap kau tidak menolaknya."

"Insya Allah, Syaikh, jika aku mampu."

"Aku sangat yakin, kamu mampu, hanya saja masalahnya adalah apakah kamu mau."

"Kalau Syaikh melihat aku mampu, insya Allah aku juga mau selama itu baik."

"Baiklah. Dengarkan baik-baik anakku. Aku punya seorang cucu perempuan ... "

Begitu Fahri mendengar Syaikh Ustman mengatakan cucu perempuan, hati Fahri langsung berdesir hebat,

"Dia sangat terjaga akhlak dan agamanya sejak kecil. Dia selalu tiga terbaik di sekolahnya, dan hafal A1 Qur'an sejak usianya 11 tahun. Dia menyelesaikan masternya di Kuliyyatul Banat, jurusan Syariah. Tapi nasibnya kurang beruntung. Empat tahun yang lalu ia menikah dengan seorang pria dari Manoufia. Ternyata pria itu yang awalnya baik perangainya berubah. Suka berlaku kasar dan semena-mena. Puncaknya pria itu mematahkan tangan kirinya dalam sebuah pertengkaran. Sejak itu dia minta cerai. Ia merasa tidak bisa bersabar. Ia kbawatir jika pernikahannya dilanjutkan maka agamanya akan hilang dalam dirinya. Setelah cerai, cucuku itu menghibur dirinya dengan melanjutkan sekolah. Ia mengambil Ph.D hukum Islam di Durham University, sejak dua tahun yang lalu. Tiga bulan yang lalu dia pulang ke Mesir untuk liburan dan mengambil data-data risetnya.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 152

1 komentar: