Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 155

"Dari sekian tawaran setelah Aisha hilang, sebut saja Aisha hilang, tak jelas lagi di mana keberadaannya, ini adalah tawaran terbaik. Tawaran terbaik dari sosok yang tidak diragukan baiknya. Menawarkan untuk menikahi perempuan baik, bahkan istimewa. Hafal Al Qur'an sejak kecil. Terdidik dalam keluarga yang sangat menjaga agama. Cerdas. Kecerdasannya terbukti sudah. Bisa menyelesaikan master di Al Azhar dengan yudisium yang sangat prestisius ditambah telah diterima sebagai kandidat Ph.D di Durham University. Jarang menemukan perempuan seperti itu. Durham University adalah salah satu Universitas papan atas di Inggris Raya. Levelnya hanya sedikit dibawah Oxford dan Cambridge. Ditambah lagi, Yasmin tidak kalah sama Aisha, keanggunannya dan pancaran cahaya pesonanya. Aisha dengan keanggunan khas blesteran Turki-Jerman. Sementara Yasmin dengan keanggunan khas gadis Mesir yang sangat menjaga diri. Belum tentu kau akan mendapatkan tawaran serupa itu lagi. Ini kesempatan langka. Tidak boleh ditolak!" Suara itu begitu membara mendorongnya untuk menerima tawaran $yaikh Utsman.

"Tapi dia sudah janda. Bagaimana nanti kalau dia membanding-bandingkan dengan suami sebelumnya. Membandingkan fisik suami sebelumnya yang mungkin lebih gagah, lebih tinggi-besar, lebib jantan, dan lain sebagainya?" Bantahnya.

"Kalau dia sudah janda, bukankah kau juga boleh disebut sudah duda! Berarti sama, alias kufu. Kau khawatir dia membandingkan dengan suami sebelumnya? Apa yang kau khawatirkan? Kalau dia masih bisa hidup dengan suami sebelumnya tentu dia tidak akan bercerai. Percayalah, dia akan sangat mencintaimu jika kau memperlakukan dia seperti kau memperlakukan Aisha! Jangan khawatir, Fahri!" Debat suara itu dengan penuh optimis

"Bagaimana dengan Aisha? Aku masih sangat mencintai Aisha!"

"Coba kau ingat-ingat lagi, kata-kata Syaikh Utsman, '... Justru karena itu aku memilihmu. Karena kau setia pada istrimu. Dulu, Rasulullah saw. juga begitu tidak bisa melupakan Khadijah. Bahkan ketika sudah menikah dengan Aishah pun beliau tetap memuji-muji kebaikan Khadijah sehingga Aishah cemburu. Namun begitu Rasulullah saw. tetap bisa membangun rumah tangga dengan sangat harmonis bersama Aishah dan istri-istrinya yang lain. Aku sangat yakin, meskipun kau sangat mencintai Aisha dan tidak bisa melupakannya, nanti kau akan bisa mencintai Yasmin.' ... Kau menikah lagi itu tidak berarti kau mengkhianati Aisha, atau menistakan Aisha. Tidak sama sekali tidak. Apakah ketika Baginda Nabi menikah lagi setelah wafatnya Khadijah berarti beliau mengkhianati Khadijah? Sama sekali tidak! Babkan Allahlah yang memerintahkan Baginda Nabi menikahi Aisyah binti Abu Bakr.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 155

0 komentar:

Posting Komentar