Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 147

"Kedua, kalau pun membaca mereka lebih bodoh dari keledai, mereka tidak akan paham isinya. Sebab yang ada di benak mereka saat ini adalah bagaimana mereka tetap bisa kenyang perutnya. Itu saja. Tidak ada lagi pikiran tentang memerdekakan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia, seperti dihayati para pendahulu mereka. Ketiga, kalau pun mereka membaca dan paham isinya, maka tenang saja, kepintaran dan kepahaman mereka itu justru akan mernbuat mereka saling adu mulut dan tengkar tiada habis-habisnya. Lihat itu, ulama-ulama mereka saling serang dengan dalil-dalil agama. Ulama satu menjatuhkan ulama yang lain, dan meminta pengikutnya agar tidak mendengar kata-kata ulama lain selain dirinya. Begitu pula sebaliknya. Mufti satu negara mencaci mufti lainnya. Kalau pun ada yang benar-benar paham dan sadar, maka tenanglah kalian akan ada intelektual dari kalangan mereka yang membela kita habis-habisan, sebab mereka telah kita suapi susu, keju, roti hingga kenyang. Ada budi kita dalam darah dan daging mereka maka mereka akan membela kita mati-matian dengan pelbagai cara! Begitu, jelas!"

"Kau bener Benyamin. Ya seperti itulah mereka! Keledai-keledai bodoh yang hanya menyesaki isi dunia saja ha ha ha ..." Baruch terbahak-bahak diikuti keempat temannya.

"Aku tidak akan menuliskannya, sudah banyak yang menuliskannya di koran-koran mereka tapi mereka memang seperti kata kitab suci mereka sendiri yaitu summun bukmun 'umyun !" Sahut Samuel, si wartawan.

"Ayo minum lagi ... Barukh ata Adonai Eloheinu melekh ha-olam...!1 Gumam Benyamin.

Fahri menyeruput teh panas yang telah di hidangkan di hadapannya. Semua pembicaraan Baruch dan teman-temannya itu telah ia dengar dengan seksama, dan ia tahu persis maksudnya. Dadanya mendidih. Keledai bodoh itu seperti ditudingkan pada dirinya. Ia menyeruput teh itu dengan dada gemuruh menahan emosi. Namun air matanya juga meleleh. Ia sangat sedih. Sebab sebagian yang dikatakan orang-orang itu ada benarnya.

"Rabbana wa la tuhammilna maalaa thaaqatha lana bih, wa'fu 'anna waghfirlana warhamna Anta maulaana fansurna 'alal qaumilkaafiriin."2

Hanya itu yang bisa ia ucapkan dalam hati dengan hati perih.

1. Doa kaum Yahudi dalam bahasa Ibrani, artinya "Terpujilah Engkau, Tuhan Elohim, Tuhan kita, Raja semesta ..."

2 Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya, maafkan kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. (QS. Al Baqorah: 286)


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 147

0 komentar:

Posting Komentar