Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 244

Sementara di sebelah kiri duduk seorang Rabi Yahudi bernama Benyamin Bokser. Fahri sedikit terkejut Rabi ini adalah orang yang bersama Baruc...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 243

Nenek Catarina mengangguk-angguk. Sementara Brenda menyimak dialog itu dengan seksama. Perawat datang dan dengan sangat ramah memberitahu ba...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 242

"Nenek lupa ya, saya pengajar di The University of Edinburgh. Saya pernah mempelajari ajaran agama Yahudi, dulu, dalam mata kuliah perb...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 241

"Nenek bilang semestinya aku boleh dendam pada nenek. Dendam apa Nek? Saya tidak ngerti maksudnya?" "Aku dapat cerita banyak ...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 240

Nenek Catarina menggelengkan kepala sambi terisak. Tangan kanannya menarik tangan Fahri. Brenda hanya diam dan melihat dengan seksama. Fahri...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 239

Fahri kembali menghela nafas. Misbah tiba-tiba buka suara, "Sungguh saya tidak menduga, perempuan seperti Sabina bisa sedemikian dalam ...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 238

Fahri mengucapkan hamdalah dalam hati. "Sebenarnya nenek Catarina sakit apa Dokter kalau boleh tahu? Nona Brenda itu menemukan dia ping...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 237

Fahri kembali menyeruput Cappucinonya. Ponselnya berdering untuk ketiga kalinya. Kali ini dari Brenda. "Kau ada di mana Fahri?" &q...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 236

"Apa yang perlu ditakuti jika yang menemaninya setiap saat adalah Tuhan? Adakah yang lebih setia dari Tuhan? Adakah yang lebih bisa mem...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 235

"Malam ini kita cukupkan sampai di sini pencarian kita. Besok kalau ada waktu kita lanjutkan. Jika nanti di Edinburgh tidak kita temuka...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 234

"Saya akan mencoba Nek. Tapi saya tidak bisa menjanjikan akan membawa Sabina kembali. Sebab dia sesungguhnya sudah berpesan agar tidak ...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 233

Awal memang Fahri tidak menganggap kepergian Sabina sebagai masalah, namun ketika dua hari ini nenek Catarina terus menanyakan Sabina, maka ...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 232

"Kau pasti tahu Sabina, Paman Hulusi sangat kecewa. Sebenarnya aku juga kecewa. Tapi dalam hal ini tidak ada paksaan. Dalam beragama sa...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 231

"Mohon Paman bisa memabami yang aku sampaikan, aku terikat sumpah tidak akan menikah lagi." Jawab Sabina dengan pandangan menunduk...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 230

Sesaat yang terdengar hanya suara isak Sabina. Paman Hulusi, Fahri dan Misbah diam menunggu jawaban Sabina. Suara isak tangis Sabina itu mem...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 229

Sabina membalikkan badan dan berjalan ke dapur. Di meja kecil yang ada di dapur, Sabina menikmati sarapan paginya, dengan menu yang sama. Ha...

Ayat-ayat CInta 2 - Bagian 228

Untuk nasi goreng Fahri merasa bumbunya cukup pas, hanya sedikit kurang pedas. Sedangkan daging sapi gorengnya nyaris tanpa bumbu. Hanya ras...

Ayat-ayat CInta 2 - Bagian 227 | Cinta yang Murni

Hampir dua jam setengah Fahri dan Profesor Charlotte berdiskusi dan berbincang di restaurant Lebanon itu. Fahri pamit ketika Paman Hulusi me...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 226

"Sudahlah, kita bicara tema lain saja. Itu mahasiswi China yang kau bimbing sudah selesai?" "Oh Ju Se. Tinggal perbaikan akhi...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 225

"Ada apa Fahri? Kau merenung agak lama?" Suara Prof Charlotte menyadarkan Fahri dari perenungannya. "Rasanya saya harus minta...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 224

"Kami berharap mendapatkan contoh Islam yang hidup di Mesir ini, Syaikh. Tapi sungguh jauh dari yang kami harapkan. Kami hampir-hampir ...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 223

Mereka membayangkan bahwa Mesir, tempat sang guru lahir dan besar, tempat Al Azhar berdiri dan ribuan ulama dari waktu ke waktu menebar ilmu...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 222

"Benar. Dan saya sudah baca Tafsir Ibnu Katsir dari awal sampai akhir." "Itu tidak juga ada yang menarik Profesor untuk memel...

Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 221

Dan Fahri tiba-tiba menertawakan dirinya sendiri. Alangkah naif dan tergesa-gesanya dirinya mengharap Prof Cbarlotte masuk Islam. Seorang Ch...