Ayat-ayat CInta 2 - Bagian 227 | Cinta yang Murni

Hampir dua jam setengah Fahri dan Profesor Charlotte berdiskusi dan berbincang di restaurant Lebanon itu. Fahri pamit ketika Paman Hulusi memberitahu telah menunggu di Edinburgh Central Mosque. Fahri melangkah meninggalkan restaurant itu dengan hati gerimis penuh harap, "Alangkah bahagianya jika orang sebaik Profesor Charlotte itu mendapatkan hidayah. Profesor Charlotte itu secara cara hidup sesungguhnya ia boleh dikata sudah seorang muslimah, kurangnya hanya satu saja yaitu bersyahadat."

•••

Malam mengelus Musselburgh. Semilir angin sejuk berhemhus mengibarkan tirai jendela kamar Fahri yang sengaja dibuka. Sementara Fahri sedang menangis dalam sujudnya. Malam itu Fahri mendoakan semua orang yang ia kenal baik yang bukan muslim agar mendapatkan hidayah dan kebaikan. Ia sebut nama mereka satu persatu. Yang pertama ia sebut adalah Profesor Charlote, lalu Nyonya Suzan, nenek Catarina. Brenda, Keira dan keluarganya Prof Ted Stevens, Ju Se, dan lain sebagainya.

Dulu Umar bin Khattab masuk Islam karena doa Rasulullah Saw. Dan tidak sedikit sahabat Nabi yang masuk Islam karena doa Rasulullah Saw.. Ia merasa tidak punya daya dan kekuatan apa-apa untuk mendakwahi mereka. Dalam ketidakberdayaannya ia hanya bisa berdoa kepada Allah agar Allah menurunkan hidayahnya kepada orang-orang yang ia kenal itu. Semoga itu kelak bisa menjadi jawaban jika kelak ia ditanya oleh Allah untuk mempertanggungjawabkan apa saja yang telah ia lakukan di jalan dakwah. Ia telah mendoakan mereka.

Fahri berdoa dengan sungguh-sungguh. Ia berdoa dengan sepenuh jiwa dan cinta. Air matanya meleleh membasahi tempat sujudnya.

"Allahummahdihim ya Allah, Allahumma nawwir qulubahun binuri hidayatika ya Allah"

Sementara itu, di sebuah kamar di basement, Sabina juga tersungkur dalam sujudnya. Perempuan itu menangis kepada Allah. Ia mengadukan semua kesedihan dan kepiluan hatinya kepada Allah. Ia meminta kepada Allah agar diberi kesabaran dan dijaga oleh Allah dalam semua langkah dan nafasnya.

"Allahummahrusni bi 'ainikal ladzi la yanam waknufni bikanafikal ladzi la yurom."

Angin semilir mendengar doa dua insan yang terisak dalam sujudnya itu. Awan berarak menutupi rembulan. Awan itu bagai sekumpulan malaikatyang turun dari langit untuk mengamini doa-doa hamba Allah yang menghiba di penghujung malam.

26
CINTA YANG MURNI

Fahri agak terkejut melihat menu sampan pagi yang dihidangkan oleh Sabina. Nasi goreng sea food dengan telur ceplok mata sapi. Lalapan berupa potongan mentimun dan potongan tomat yang segar dan rapi. Daging sapi goreng yang empuk seperti empal. Dan kerupuk udang yang digoreng dengan pas tidak ada yang gosong.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat CInta 2 - Bagian 227 | Cinta yang Murni

1 komentar: