Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 243

Nenek Catarina mengangguk-angguk. Sementara Brenda menyimak dialog itu dengan seksama. Perawat datang dan dengan sangat ramah memberitahu bahwa nenek Catarina perlu istirahat agar cepat pulih. Fahri memberi pengertian minta waktu sebentar lagi.

"Oh ya nek, sekedar memberitahu besok saya akan berdiskusi tentang Amalek dengan seorang Rabi Yahudi dan pembicara lainnya."

"Saya ingin menyaksikan diskusi itu."

"Tapi nenek masih sakit."

"Semoga besok bisa lebih baik. Tolonglah Fahri, saya mau lihat. Sebab saya ingin lebih tahu tentang Amalek. Jujur saja selama ini saya tahunya, selain orang keturunan Yahudi maka yang lain adalah Amalek. Setelah saya mengenalmu lebih dalam, orang lain yang selama ini saya curigai sebagai Amalek ternyata baik-baik. Tolong saya ingin tahu lebih tentang Amalek."

"Kita lihat kondisi nenek besok. Jika dokter mengizinkan nanti bisa saya atur bagaimana nenek bisa sampai ke ruang diskusi. Jika tidak, saya usahakan ada rekamannya yang nanti bisa nenek nikmati."

"Terima kasih, Fahri."

"Kami harus meninggalkan nenek agar nenek bisa istirahat."

"Sekali lagi terima kasih Fahri, Brenda."

Brenda mencium pipi nenek Catarina. Fahri hanya tersenyum pada nenek Catarina lalu melangkah keluar meninggalkan ruangan itu. Air mata nenek Yahudi itu kembali meleleh ketika Fahri dan Brenda hilang dari pandangannya. Kali ini perasaan haru kembali memenuhi dadanya. Masih ada yang begitu tulus memperhatikannya. Dan ia sesungguhnya ingin Fahri dan Brenda terus ada di sampingnya. Keberadaan Fahri di dekatnya, kini ia rasakan membawa kebahagiaan dalam hatinya.

•••

Gedung kuno School of Divinity, The University of Edinburgh itu berdiri menjulang megah diantara deretan gedung-gedung tua di sebelah selatan agak barat Stasiun Waverley. Gedung itu agak terpisah dari pusat kampus yang ada di kawasan George Square. Gedung itu tampak kehitaman. Sekilas seperti bangunan dari bebatuan yang terbakar. Karena berwarna kehitaman. Sejatinya itu adalah semacam kastil yang dibangun tahun 1846. Namun jurusan teoIogi yang ada dibawah School of Divinity sudah ada dan diajarkan sejak awal mula The University of Edinburgh didirikan yaitu tahun 1583.

Di sebuah ruangan seminar di gedung kuno School of Divinity itu sekitar dua ratus orang penuh sesak memenuhi ruangan. Kursi yang tersedia sudah penuh, sebagian orang berdiri hingga nyaris menutupi pintu masuk. Di bagian depan tampak para pembicara duduk berjejer di kursi. Di bagian paling tengah Fahri duduk dengan kemeja Burberry Prorsum yang sangat elegan. Di sampingnya kanannya duduk Prof. Thomas, seorang pakar sejarah gereja, sejarah diaspora bangsa Yahudi. Lalu disebelah kanan Prof Thomas duduk Prof. Charlotte.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 243

0 komentar:

Posting Komentar