Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 233

Awal memang Fahri tidak menganggap kepergian Sabina sebagai masalah, namun ketika dua hari ini nenek Catarina terus menanyakan Sabina, maka ia merasa keberadaan Sabina di situ diperlukan. Khususnya oleh nenek Catarina. Sejak ia mempercayakan Sabina agar merawat dan memenuhi segala keperluan nenek Catarina, maka sejak itu pula sang nenek merasa mendapatkan teman yang sangat setia dan baik. Sang nenek bahkan menganggap Sabina seumpama anak perempuannya sendiri.

"Aku mendapatkan teman yang baik dan halus budi pada diri Sabina. Kenapa ia tega pergi meninggalkan diriku? Apa ia sudah tidak peduli lagi padaku? Kenapa ia juga tidak pamit padaku?" Tanya nenek Catarina ketika dikunjungi Fahri sore itu.

"Saya tidak bisa memaksanya terus tinggal di sini Nek. Biarkan Sabina memilih jalan hidupnya." Jawab Fahri.

"Aku merasa usiaku tinggal seujung kuku. Tak lama lagi aku akan mati. Dan aku sedikit merasa bahagia ketika diujung senja usiaku aku bisa kidup tentram karena kebaikanmu Fahri. Kau begitu perhatian kepadaku melebihi anak angkatku yang aku pelihara sejak kecil. Aku tahu Sabina datang dan menemaniku karena arahanmu. Tetapi kau juga tahu bahwa Sabina begitu tulus memperhatikan aku. Ia memperlakukan aku penuh ketulusan. Aku benar-benar memiliki seorang teman yang enak diajak bicara. Kini temanku itu pergi."

"Apa aku tidak enak diajak bicara Nek?"

"Tentu saja kau enak diajak bicara. Tetapi ada hal-hal yang lebih nyaman dibicarakan dengan sesama kaum perempuan. Dan aku mendapatkan tempat yang aman dan nyaman untuk diajak bicara, yaitu Sabina. Dan apakah kau tahu Fahri, walaupun dia seorang gelandangan. Dia ngakunya gelandangan. Tapi aku merasa dia perempuan yang sangat cerdas. Cerdas dan sesungguhnya penyayang. Hanya saja aku merasa dia menghadapi sebuah peristiwa dalam kehidupannya yang tidak mudah. Berkali-kali aku mencoba menanyakan kenapa ia sampai seperti itu wajahnya, ia hanya menjawab, sudah begitu takdirnya dan tidak perlu diceritakan. Kalau boleh aku minta kepadamu, dan aku sudah terlalu banyak meminta kepadamu, tolong carilah Sabina dan ajaklah pulang kembali ke rumahmu. Perempuan yang ramah dan penyayang seperti dia akan membawa banyak keberuntungan. Tolonglah, aku ingin temanku kembali."

Fahri menghela nafas. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

Sesungguhnya ia setuju saja untuk mencari Sabina dan memintanya kembali ke Stoneyhill Grove. Namun, apakah Sabina mau? Jelas sekali dalam surat yang ditulis dengan bahasa Inggris halus itu Sabina meminta agar tidak dicari.

"Kau tahu Fahri, Sabina sering bisa membuatku tersenyum dan tertawa. Aku ingin banyak tersenyum dan tertawa di ujung usiaku ini. Tolonglah Fahri!"

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 233

0 komentar:

Posting Komentar