Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 241

"Nenek bilang semestinya aku boleh dendam pada nenek. Dendam apa Nek? Saya tidak ngerti maksudnya?"

"Aku dapat cerita banyak dari Sabina. Katanya Sabina dapat cerita dari Paman Hulusi. Sabina cerita istrimu itu hilang saat berkunjung ke Palestina bersama temannya seorang wartawan. Dan wartawan itu sudah ditemukan dalam kondisi mati mengenaskan di daratan Israel. Mati dibunuh tentara Israel dengan sadis. Dan istrimu bilang tak tentu rimbanya, mungkin juga mengalami nasib yang sama dengan temannya si wartawan itu hanya tidak diketahui jasad dan kuburnya. Sabina bercerita dengan sangat logis bahwa pelaku kejahatan itu orang Israel yang tak lain zionis Yahudi. Anak angkatku sendiri itu juga tentara Zionis Yabudi. Dan kau tahu itu. Semestinya kau boleh dendam kepada nenek Yahudi tua yang mengasuh dan membesarkan anak angkat tentara zionis. Bahkan setiap hari aku terus berdoa agar negara Israel raya jaya di atas muka bumi ini. Semestinya kau boleh dendam kepadaku, tapi itu tidak kau lakukan. Kau memperlakukan aku seolah-olah kau tidak memandang sama sekali aku ada hubungan dengan bangsa Yahudi seluruh dunia. Ini yang membuat aku tambah sedih. Sedih meratapi diriku sendiri. Kenapa aku harus mendapatkan curahan kebaikan darimu, orang Islam."

"Jadi apa yang saya lakukan selama ini malah membuat nenek sedih? Terus saya harus bagaimana agar nenek babagia?"

Nenek Catarina terisak-isak.

Nenek itu kembali meraih tangan Fahri dan menciuminya. Tangan itu basah oleh air mata nenek Yahudi itu.

"Ini sudah takdir Tuhan. Apa yang kau lakukan sudah benar. Kau baik. Bahkan kalau aku jadi kau, aku mungkin tidak bisa melakukan seperti yang kau lakukan. Aku sedih karena mengingat, seharusnya yang melakukan apa yang kau lakukan itu adalah anak-anak yang dulu aku rawat dan aku besarkan. Tapi sudahlah. Sekali lagi itu sudah takdir. Kesedihanku yang kedua adalah kesedihan yang berlapis-lapis yang hanya bisa dirasakan oleh orang Yahudi."

"Kesedihan apa itu Nek, kalau kami boleh tahu?" Tanya Brenda.

"Hari ini memang hari sedih bagi kami orang-orang Yahudi. Jadi selain kesedihan-kesedihan yang muncul dari dalam diriku sendiri, ada kesedihan yang memang harus aku rasakan hari ini sebagai Yabudi yang taat."

Mendengar hal itu Fahri langsung berpikir, hari apakah yang dimaksud nenek Catarina itu? Referensi yang ia baca tentang perbandingan agama langsung berputar dalam otaknya. Dengan cepat Fahri menemukannya.

"Tisha B' Av, maksud Nenek?"

"Benar sekali. Bagaimana kau bisa tahu Fahri?"

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 241

0 komentar:

Posting Komentar