Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 221

Dan Fahri tiba-tiba menertawakan dirinya sendiri. Alangkah naif dan tergesa-gesanya dirinya mengharap Prof Cbarlotte masuk Islam. Seorang Charlotte yang meraih PhD-nya dalam bidang Arabic dan Islamic Studies dari Exeter University tak perlu lagi ditanya apa mau masuk Islam. Jika ia mau masuk Islam pasti akan masuk Islam begitu saja, sebab sesungguhnya ia telah banyak tahu tentang Islam. Orang yang tahu Islam tidak serta merta akan mudah masuk Islam. Seseorang masuk Islam dan tidak, seperti yang ia yakini, adalah terkait dengan hidayah dari Allah.

Abu Thalib paman Rasulullah Saw., betapa sangat mengenal Rasulullah Saw. dan sangat mengenal agama yang dibawa keponakannya. Tetapi sampai ajal datang ia tidak juga mau masuk Islam. Padahal Baginda Rasulullah Saw. sampai menangis meminta agar pamannya itu mau bersyahadat.

Disisi lain, siapa sangka bahwa Ikrimah anak lelaki Abu Jahal yang sangat memusuhi Islam, akhirnya nanti masuk Islam dan menjadi pembela Islam yang ditulis dengan tinta emas oleh sejarah. Jika melihat riwayat sedemikian sengitnya permusuhan Abu Jahal dan juga putranya yaitu Ikrimah terhadap Rasulullah saw, seolah-olah itu adalah permusuhan tanpa kedamaian. Ternyata sejarah berbicara lain, sang ayah membawa permusuhan itu sampai ajal menjemputnya. Sementara putranya yaitu Ikrimah akhirnya menjadi sahabat dan pembela Rasulullah Saw. Allah Maha Kuasa memberikan hidayah kepada hamba yang dipilih-Nya.

Fahri kembali meneguk jus mangganya. Tiba-tiba Fahri nekad bertanya kepada Profesor Charlotte, "Kalau boleh saya tahu, apa yang menghalangi Profesor memeluk agama Islam?"

Perempuan tua berambut pirang itu terkesiap kaget mendengar pertanyaan Fahri. Tampaknya Profesor Charlotte sama sekali tidak menduga akan ditanya seperti itu. Fahri melihat reaksi Profesor Charlotte dengan seksama. Ia tidak khawatir apapun akan konsekuensi dari pertanyaannya. Kepalang tanggung. Ia sudah terlanjur naif, biarlah dianggap naif jika bertanya seperti itu dianggap naif.

"Belum ada orang yang menanyakan hal seperti itu kepada saya. Hanya kamu yang menanyakan."

"Maafkan saya jika hal itu tidak sopan."

"Tidak masalah. Menurutku semestinya bukan saya yang ditanya apa yang menghalangi diri saya masuk Islam. Lebih tepat seharusnya orang seperti saya yang justru harus bertanya kepada seorang muslim sepertimu, apa menariknya Islam dan kenapa saya harus memeluk Islam?"

"Apakah belum cukup buku, referensi dan literatur yang telah Profesor baca tentang Islam untuk membuat Profesor tertarik memeluk Islam?"

"Orang lain mungkin cukup, tapi saya tidak merasa cukup."

"Saya baca di biodata Profesor, saat master dulu tesis Profesor tentang Tafsir Ibnu Katsir?"

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 221

0 komentar:

Posting Komentar