Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 222

"Benar. Dan saya sudah baca Tafsir Ibnu Katsir dari awal sampai akhir."

"Itu tidak juga ada yang menarik Profesor untuk memeluk Islam?"

"Saya membacanya untuk menulis karya llmiah bukan untuk masuk Islam."

"Kalau isi Tafsir Ibnu Katsir tidak bisa membuat Anda tertarik kepada Isam, maka saya tidak bisa memberikan penjelasan lebih baik tentang Islam dibandingkan Ibnu Katsir. Saya jujur tidak bisa menjawab pertanyaan Anda itu Prof. Biarlah itu saya catat sebagai kebodohan terbesar dalam hidup saya. Ternyata saya belum bisa menjawab pertanyaan Anda, apa menariknya Islam dan kenapa saya harus memeluk Islam?"

"Jujur secara konsep teologis, dalam bacaan saya Islam sangat menarik. Bahkan mungkin paling menarik dan paling rasional dari agama-agama yang lain. Sejarah awal Islam juga menakjubkan. Tapi tingkah laku dan peradaban para pemeluk Islam dewasa ini, mayoritasnya, bagi saya kurang menarik. Jadi saya belum menemukan alasan kenapa saya harus memeluk Islam. Sebuah alasan yang bisa meyakinkan saya."

Fahri mendengarkan penjelasan Prof. Charlotte dengan seksama. Dalam hati ia banyak istighfar sebab ia tidak bisa memberikan data yang menarik tentang kondisi umat Islam di dunia saat ini. Ia harus mengakui ada kesenjangan serius antara ajaran Islam yang luhur dan sempurna dengan perilaku umat Islam yang jauh dari nilai-nilai Islam.

Tiba-tiba ia teringat kisah Syaikh Muhammad Abduh yang menangisi kondisi umat Islam dan keluarlah kalimat yang sangat terkenal dari ulama terkemuka Mesir, "Al Islamu mahjuubun bil muslimin". Yang artinya, Islam tertutup oleb umat Islam.

Syaikh Muhammad Abduh pernah berdakwah sekian lama di Paris. Bahkan dari Paris Syaikh Muhammad Abduh menerbitkan majalah dakwah "Al Urwah Al Wusqa" untuk menyadarkan dan menggerakkan kaum muslimin di seluruh dunia. Di Paris Syaikh Muhammad Abduh menjelaskan segala keluhuran dan kemuliaan ajaran agama Islam. Di tangannya, tidak sedikit orang-orang Perancis yang masuk Islam. Mereka masuk Islam karena takjub dengan keindahan dan keluhuran ajaran agama Islam.

Hingga suatu hari Syaikh Muhammad Abduh harus meninggalkan Paris dan kembali ke dunia Arab, lalu kembali ke Mesir. Syaikh Muhammad Abduh kembali mengajar di Al Azhar University, Cairo. Sekian lama ditinggal Syaikh Muhammad Abduh, murid-murid dan jama'ah Syaikh Muhammad Abduh di Paris merasakan kerinduan untuk berjumpa dengan gurunya. Diantara mereka ada beberapa orang yang nekad melakukan perjalanan panjang untuk menjumpai sang guru, yaitu Syaikh Muhammad Abduh. Mereka melakukan perjalanan darat, lalu perjalanan laut menyeberangi lautan Mediterania. Selain ingin berjumpa dengan Syaikh Muhammad Abduh, mereka berharap akan menemukan saudara seiman dengan kualitas hidup yang indah, dalam peradaban yang indah.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 222

0 komentar:

Posting Komentar