Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 223

Mereka membayangkan bahwa Mesir, tempat sang guru lahir dan besar, tempat Al Azhar berdiri dan ribuan ulama dari waktu ke waktu menebar ilmu dan berdakwah pastilah sebuah negeri dengan cara hidup sangat Islami yang indah. Kebersihannya pasti sangat terjaga melebihi Paris. Sebab orang-orang Mesir sangat hafal hadits "Ath thuhuru syatrul iman", kebersihan itu separo dari iman. Pastilah tidak ada orang yang miskin, sebab semua menunaikan zakat. Dan gambaran-gambaran lainnya yang terbayang indah. Keindahan itu muncul bergitu saja karena penjelasan-penjelasan Syaikh Muhammad Abduh tentang kesempurnaan ajaran agama Islam.

Tatkala kapal yang mereka tumpangi merapat ke pelabuhan Port Said, dan para penumpang satu persatu turun. Mereka juga turun. Murid-murid Syaikh Muhammad Abduh dari Paris itu kaget bukan main menyaksikan pelabuhan Port Said yang semrawut. Orang-orang Mesir yang tidak bisa tertib, kata-kata yang keras dan kasar, dan kebersihan yang tidak dijaga. Dan pengemis ada di mana-mana.

Mereka mencoba menghibur diri. Itu kota pelabuban bisa dimaklumi. Mereka lalu melanjutkan perjalanan ke Cairo. Sampai di Cairo mereka benar-benar kaget dan kecewa. Gambaran keindahan peradahan Islam seperti yang disampaikan Syaikh Muhammad Abduh tidak mereka jumpai. Mereka kecewa tak jauh dari Masjid Al Azhar mereka menyaksikan lelaki berjubah kencing dengan berdiri menghadap tembok. "Mana adab-adab Islami yang indah itu? Bukankah buang air kecil ada adab-adabnya? Apakah orang itu tidak tahu adabnya? Bukankah ia hidup di dekat Al Azhar?"

Mereka juga menyaksikan pengemis yang kumal di area Maydan Husein. "Apakah mereka tidak malu kepada Rasulullah? Bukankah Rasulullah tidak menyukai umatnya jadi peminta-minta? Kenapa mereka meminta-minta? Apakah mereka tidak malu meminta-minta di dekat Al Azhar? Apakah ulama-ulama Al Azhar tidak ada yang mengingatkan? Apakah orang-orang kaya di sini tidak bayar zakat?"

Ribuan pertanyaan berjubel di kepala mereka. Mereka terpukul dan kecewa. Mereka sedih, kenapa mereka mendapati kenyataan yang pahit dan mengenaskan itu? Lezatnya iman yang mereka rasakan selama ini kini dibenturkan dengan kenyataan riil umat Islam yang jauh dari imajinasi keluhuran ajaran Islam yang mereka imani.

Mereka akhirnya menemukan kantor Syaikh Muhammad Abduh. Dan mereka pun menjumpai Sang Guru yang mereka rindukan. Begitu mereka bertemu dengan Syaikh Muhammad Abduh, mereka protes tentang apa yang mereka lihat sejak turun kapal dan menginjak tanah Mesir hingga sampai di jantung Al Azhar. Mereka mengungkapkan kekecewaannya kepada Sang Guru.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 223

2 komentar:


  1. Game Online... GabunG : ke F4n583771nG Pendaftaran Free ^o^

    BalasHapus
  2. Ayo bergabung sekarang juga bersama kami di Fans^^betting ^_^

    BalasHapus