Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 242

"Nenek lupa ya, saya pengajar di The University of Edinburgh. Saya pernah mempelajari ajaran agama Yahudi, dulu, dalam mata kuliah perbandingan agama. Jadi saya tahu."

"Ya dan kau tahu kan arti Tisha B'Av bagi orang Yahudi?"

"Ya saya tahu, dalam keyakinan orang Yahudi itu adalah hari bagi umat Yahudi untuk berpuasa meratapi tragedi yang menimpa mereka. Utamanya adalah meratapi tragedi kehancuran Sinagog Suci umat Yahudi di Yerusalem dan bencana-bencana lain yang menimpa mereka. Pada hari Tisha B'Av orang Yahudi wajib berpuasa. Itu salah satu puasa wajib selain Yom Kippur."

"Iya yang kau sampaikan benar. Begitulah keyakinan kami. Ini adalah hari ke 9 bulan Av, bulan kelima dalam hitungan kami. Kami wajib berpuasa."

"Karena memaksakan puasa itulah nenek sampai terkena dehidrasi berat."

"Tahun lalu meskipun lemas aku masih kuat, Tahun ini ternyata sampai terjadi seperti ini. Sungguh menyedihkan."

"Pasti itu sangat berat. Puasa sampai 25 jam kira-kira. Mulai dari tenggelam matahari sampai tenggelamnya matahari hari berikutnya, tidak boleh makan, minum dan larangan-larangan lainnya."

"Apalagi hari-hari sebelumnya saya tidak selera makan karena kehilangan Sabina. Saya tidak menduga sama sekali bahwa malas makan dan minum bisa berakibat fatal dan bisa mengganggu ibadah saya. Yang membuat saya paling sedih adalah bahwa puasa saya telah batal pada hari ini. Saya seperti melakukan sebuah dosa besar."

"Nenek tidak usah mikir terlalu berlebihan. Tuhan Maha Tahu dan Maha Penyayang. Nenek tidak salah sama sekali yang membawa ke sini sehingga nenek mendapatkan perawatan adalah saya, kalau perawatan ini menyebabkan batalnya puasa nenek, berarti yang berdosa adalah saya. Biarlah yang berdosa adalah saya Nek. Dan dalam keyakinan agama saya, minta ampunan kepada Allah itu mudah. Tuhan Maha Pengampun. Semoga dia mengampuni dosa-dosa saya."

"Kau tidak berdosa Fahri, akulah yang bersalah. Jika hari-hari sebelum Tisha B'Av aku makan dan minum dengan teratur, mungkin saat harus puasa Tisha B'Av aku akan tetap baik-baik saja."

"Kalau dalam ajaran agama saya, juga ada puasa wajib. Tapi tidak satu hari satu malam penuh seperti dalam ajaran Yabudi. Dalam agama saya puasa dimulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Dan sebelum puasa sangat disarankan untuk makan dan minum dulu, namanya makan sahur. Puasa itu juga untuk yang kuat berpuasa. Yang tidak kuat berpuasa seperti yang sedang sakit, orang yang sudah tua, boleh tidak berpuasa. Nanti mengganti di hari yang lain yang dia mampu herpuasa, misal ketika sakitnya sudah sembuh. Kalau orang yang sudah tua renta yang tidak muogkin lagi berpuasa boleh mengganti dengan memberi makan orang miskin. Ibu yang sedang hamil atau sedang menyusui yang mengkhawatirkan kesehatannya dan kesehatan bayinya boleh tidak berpuasa. Boleh mengganti di hari lain. Bahkan yang sedang bepergian karena repot dan beratnya perjalanan juga boleh berbuka, alias tidak herpuasa. Nanti mengganti di hari lain."

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 242

0 komentar:

Posting Komentar