Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 234

"Saya akan mencoba Nek. Tapi saya tidak bisa menjanjikan akan membawa Sabina kembali. Sebab dia sesungguhnya sudah berpesan agar tidak dicari."

"Cobalah temukan dia dan mintalah. Aku yakin ia tidak akan menolak permintaan orang sebaik dirimu. Asal kau memintanya dengan sungguh-sungguh."

"Aku akan mencobanya Nek."

"Terima kasih Fahri, semoga Elohim memberkahimu. Ameen."

Fahri mengamini dalam hati doa nenek Catarina, ia memohon agar Allah merahmati-Nya dan merahmati semua ummat Muhammad Saw., dan memberi petunjuk kepada seluruh ummat manusia yang belum mendapatkan petunjuk.

Tentu saja Paman Hulusi kurang senang Fahri mengajak dan memintanya mencari Sabina. Dengan penuh kesabaran Fahri menjelaskan kepada Paman Hulusi agar tidak kehilangan keikhlasan dalam kondisi apapun.

"Terkadang apa yang tidak kita sukai bisa jadi itu justru baik bagi kita Paman. Dan apa yang kita sukai bisa jadi justru sebenarnya tidak baik bagi kita Paman. Penolakan Sabina membuat Paman tidak suka, bisa jadi itu yang terbaik bagi Paman. Jika Paman bersabar, saya doakan Paman akan dapat yang lebih baik dari Sabina. Paman sudah tua, jangan bersikap seperti anak remaja yang sentimentil dan emosionil begitu. Ayolah Paman! Jadilah Paman Hulusi yang beberapa waktu yang lalu sudah sampai tingkatan orang tua yang matang! Jujur aku suka pada Paman Hulusi yang matang itu."

Kata-kata Fahri itu seperti menyentil kesadaran Paman Hulusi. Ada denyar kebahagiaan ketika Fahri memujinya bahwa beberapa waktu yang lalu ia sampai pada tingkatan orang tua yang matang. Ia suka pujian majikan yang sangat dihormatinya itu. Baru kali itu ia mendengar dipuji sebagai orang tua yang matang. Manusia mana yang tidak suka dipuji dengan penuh tulus? Kata-kata Fahri itu sekaligus mengingatkan sikapnya yang kekanak-kanakan itu sementara menutupi kematangannya.

"Kalau memang itu yang terbaik untuk semua, baiklah Hoca, mari kita cari Sabina." Gumam Paman Hulusi.

"Nanti setelah shalat maghrib kita jemput Misbah di kampusnya lalu sama-sama mencari Sabina."

"Baik Hoca."

Malam itu seluruh penjuru Edinburgh ditapisi, tempat-tempat yang disangka Sabina berada dilihat dengan seksama. Namun hasilnya nihil. Sampai jam dua malam mereka mencari Sabina namun tidak juga ditemukan.

"Apa mungkin Sabina telah pergi meninggalkan Edinburgh?" Tanya Misbah.

"Mungkin saja. Apalagi ia ada biaya untuk itu. Ia punya sedikit tabungan dari gaji yang aku berikan padanya tiap bulan." Jawab Fahri.

"Kalau itu yang terjadi maka pencarian kita untuk menemukan Sabina tidak lagi mudah. Kita tidak tahu ke mana dia pergi kira-kira? Jika ia pergi ke Glasgow saja kita tidak menemukan Sabina di kota yang cukup besar itu. Apalagi jika ia pergi ke Manchester, Biringham atau London." Sahut Misbah.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 234

0 komentar:

Posting Komentar