Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 159

Tepat pukul 13.25 mereka berdua sudah memasuki St. Gilles Cafe. Mereka datang lima menit lebih awal dari yang dijanjikan. Fahri mengedarkan pandangan ke ruang cafe itu. Ia mencari-cari kira-kira yang mana yang bernama Gary. Fahri tidak bisa memastikan. Fahri mengambil ponselnya dari saku jasnya dan menelpon Gary. Seorang lelaki setengah baya berkaos polo biru muda duduk sendirian di meja dekat jendela tampak mengangkat ponselnya. Lelaki itu baru saja menyeruput jus apelnya. Fahri melihat lelaki itu. Fahri menanyakan apakah Gary memakai kaos biru muda? Lelaki Itu tampak menyadari bahwa Fahri sudah sampai. Lelaki itu melihat Fahri dan melambaikan tangannya. Fahri dan Paman Hulusi segera mendatangi tempat di mana Gary duduk.

Pegawai cafe datang, Fahri memesan jus mangga, paman Hulusi memesan jus strowbery. Setelah berkenalan singkat, Fahri menjelaskan kenapa ia ingin membeli rumah itu. Ia menceritakan masalah nenek Catarina cukup detil.

"Kalau tahu seperti itu ceritanya, mungkin saya tidak akan beli rumah itu. Tapi sudah terlanjur," Gumam Gary.

"Kalau pun Anda tidak membelinya, mungkin akan dibeli yang lain. Dan masalah nenek Catarina tetap sama. Maka ijinkanlah saya membeli rumah itu dari Anda. Silakan Anda mengambil keuntungan, tapi mohon sewajarnya. Jujur, rumah itu saya beli untuk ditempati oleh nenek Catarina. Sampai dia menghembuskan nafasnya. Biarlah dia bahagia di hari tuanya." Tukas Fahri.

"Saya punya ibu yang sudah tua dan dia ikut saya saat ini. Saya sangat mengapresiasi kebaikan Anda. Baiklah, saya sepakat menjual rumah itu kepada Anda. Saya tidak mengambil untung. Yang penting uang saya kembali utuh seperti sedia kala. Biar nanti saya cari yang lain. Saya hanya minta seluruh biaya administrasi semuanya Anda yang tanggung."

"Baik."

"Kapan bisa saya eksekusi."

"Besok kita sama-sama menghadap notaris. Ini kunci rumah itu, silakan Anda pegang. Nenek Catarina bisa kembali ke rumah itu hari ini juga. Saya percaya pada Anda. Apalagi rumah Anda ada di samping rumah itu. Saya tidak khawatir." Gary mengulurkan kunci rumah pada Fahri. Dan dengan mantab Fahri menerimanya.

"Terima kasih atas kepercayaannya."

"Besok bawalah seorang saksi."

"Baik."

"Apakah ada hal lain yang ingin Anda bicarakan?"

"Tidak. Semua yang saya inginkan telah tercapai."

"Kebetulan saya ada janji menjemput kolega di stasiun Waverly. Maaf saya harus meninggalkan Anda. Kita bayar minumnya sendiri-sendiri."

"Biar saya yang membayar minuman Anda."

"Terima kasih, Tuan Fahri. Kita jumpa lagi besok."

"Ya. Sama-sama."

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 159

0 komentar:

Posting Komentar