Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 261

Kalangan rabinik Yahudi yang lebih bijak juga menyeru agar dalam membaca teks kitab suci Taurat sebaiknya disertai dengan menggali komentar-komentar lisan yang membantu menafsirkannya. Perintah untuk memusnahkan Amalek, menurut filsuf Yahudi yang disegani yaitu Maimonides, tidak boleh serta merta ditafsirkan secara harfiah sebagai panggilan untuk membinasakan suatu bangsa musuh secara fisik. Tetapi sebagai seruan agar menghilangkan perilaku jahat seperti Amalek di dunia ini.

Jangan dilupakan, di dalam kitab suci Tuan Baruch ada perintah mengasihi orang asing. Dan orang asing itu tentu bukan yang sebangsa atau sekeyakinan dengan Tuan Baruch. Di dalam lmamat 19:34,tertulis disana,

"Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu,seperti orang Israel asli di antaramu, dan kasihilah dia seperti dirimu sendiri. Karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir. Akulah Tuhan, Allahmu."

Konsep Amalek seperti yang disampaikan oleh Tuan Baruch tidak bisa diterima dengan logika yang sehat. Bahkan kalangan Yahudi yang modern dan mau berpikir terbuka menolak konsep Amalek yang sangat rasis itu. Mereka bahkan menolak konsep zionis yang mendirikan negara Israel.

Tentara-tentara zionis Israel yang tidak berperikemanusiaan di Palestina. Mereka menggusur dan merobohkan rumah penduduk aslinya. Mereka mengusir paksa warga asli Palestina. Mereka membunuhi perempuan dan anak-anak Palestine yang tidak berdosa. Tindakan itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan secara umum, juga bertentangan dengan perintah Tuhan untuk mengasihi sesama dan orang asing itu. Zionis Israel seperti itu boleh dikatakan lebih kejam dari Nazi. Bisa jadi mereka salah dalam memahami konsep Amalek, sama seperti kesalahan yang terjadi pada Tuan Baruch. Yahudi melakukan tindakan jahat seperti zionis Israel itu tidak layak disebut sebagai bangsa pilihan Tuhan, ia layak disebut sebagai penjahat keturunan ular, seperti dikatakan oleh Al Masih. Ini saja terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf jika ada yang tidak berkenan!"

Begitu Fahri mengakhiri penjelasannya, Brenda dan Heba berdiri memberikan aplaus diikuti nenek Catarina dan Prof.Charlotte. Tak ayal sebagian besar peserta diskusi di ruangan itu. Mereka berdiri dan memberikan tepuk tangan panjang. Fahri tidak mengira akan mendapatkan penghormatan seperti itu.

Sesi tanggapan dibuka. Belasan orang angkat tangan. Prof.Charlotte memberikan kesempatan kepada empat orang untuk menanggapi atau bertanya atas uraian yang telah disampaikan para pembicara. Diskusi berjalan seru. Dari para penanggap, ada yang tidak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Fahri, namun lebih banyak yang sepakat. Bahwa predikat bangsa pilihan itu bersyarat dari Tuhan. Untuk masalah Amalek hampir semua penanggap mengecam konsep yang disampaikan Baruch dan memuji pandangan Fahri.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 261

0 komentar:

Posting Komentar