Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 55

"Terkadang saya juga berpikir bagaimana kita mengejar ketertinggalan Ini?"

"Ini kerja peradaban, Bah. Secara konsep, peradaban Islam tidak ada tandingannya. Masalahnya bahwa umat sudah sedemikian dijauhkan dari ruh Al-Qur'an dan Sunnah. Apa yang diinginkan William Ewart Gladstone itu kini terjadi."

"Apa yang dikatakan William Ewart Gladstone itu?

"Dulu, beberapa tahun sebelum Perang Dunia I, perdana menteri Inggris saat itu yaitu William Ewart Gladstone pernah terang-terangan berkata kepada media Inggris, 'Selama kaum Muslim memiliki Al-Qur'an, kita tidak akan bisa menundukkan mereka. Kita harus mengambilnya dari mereka, menjauhkan mereka dari Al-Qur'an, atau membuat mereka kebilangan rasa cinta kepada Al-Our'an."

"Dan ucapan Gladstone itu kini terjadi, Bah. Umat Islam sibuk menjadikan Al-Qur'an sebagai aksesoris saja. Aksesoris untuk hiasan rumahnya. Ayat Al-Qur'an ditulis dalam kaligrafi dengan tinta emas, dibeli dengan harga mahal, tapi yang punya rumah tidak tahu maknanya, apalagi mengamalkannya. Al-Qur'an dijadikan aksesoris sebagai bagian seremonial pembukaan sebuah sekolah, tapi sekolah itu nantinya mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan Al-Qur'an. Atau peresmian sebuah gedung pertemuan, tapi gedung itu juga dijadikan tempat menggelar musik-musik maksiat."

"Al-Qur'an begitu fasih dilantunkan seorang biduanita yang sering tampil telanjang. Padahal Al-Qur'an melarang perempuan membuka auratnya. Ya, inilah realita umat kita di dunia Islam saat ini. Sementara sebagian ulamanya, saya katakan sebagian, berarti bukan semua, jadi katakanlah itu oknum. Sebagian mereka sibuk menjadikan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengecam dan mengafirkan saudaranya yang lain. Al-Qur'an dijadikan sebagai palu untuk memukul saudaranya sendiri."

"Sebagian yang lain, hanya sibuk menganjurkan membaca ayat-ayat tertentu saja untuk penglaris, untuk dapat jodoh, dan tujuan-tujuan duniawi lainnya. Sebagian ada yang memilih-milih saja membaca dan mengamalkan Al-Qur'an. Ada yang hanya memilih ayat-ayat tawasul saja. Siang malam itu yang jadi pokok perhatiannya. Sebagian ada yang hanya sibuk bagaimana bisa jadi juara melantunkan Al-Qur'an dengan indah. Bahkan ada semacam mafia agar menang maka diatur pindah KTP ke provinsi tertentu supaya bisa bertanding tingkat nasional. Senaif itu tujuannya membaca Al-Qur'an."

"Karenanya kita tidak akan heran, ketika ada sedikit usaha saja agar Al-Qur'an diterapkan secara praktik di masyarakat, misalnya ada pemerintah daerah mau membuat peraturan kewajiban berjilbab bagi Muslimah, terjadi penolakan. Mirisnya justru yang pertama kali menentang adalah orang-orang yang ngakunya ngerti agama Islam. Nanti alasannya, tidak toleransilah, ayatnya multitafsir, jilbab tidak wajib, ini dan itu, banyak sekali. Padahal itu peraturan hanya untuk penduduk yang beragama Islam."


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 55

0 komentar:

Posting Komentar