Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 68

Paman Hulusi terbatuk dan memecah keheningan. "Seingat saya, Aisha Hanem terbang ke Amman melalui bandara Muenchen pada sore 2 November 2007. Saya dan Hoca Fahri mengantarnya. Saya merasa ada sesuatu yang aneh ketika Aisha Hanem mau berpisah dengan Hoca Fahri."

"Apa Itu?"

"Aisha Hanem sudah masuk ke dalam bandara. Sudah melewati alat sensor. Tiba-tiba ia keluar lagi sambil berlinang air mata. Ia memeluk Hoca Fahri dan melepas cincin pernikahanya dan memberikannya kepada Hoca Fahri untuk disimpan. Saya dengar Hoca Fahri tanya kenapa? Aisha Hanem menjawab khawatir terjadi apa-apa dengan cincin nanti ketika pemeriksaan di IsraeL Hoca Fahri bertanya apa Aisha Hanem yakin tetap berangkat. Dia jawab yakin. Maka Hoca Fahri tetap minta cincin itu dibawa Aisha. Itulah terakhir kali saya melihat Aisha Hanem. Dan tentu itu terakhir kalinya Hoca Fahri melihat wajah istrinya secara langsung."

"Hari berikutnya tanggal 3 November, Hoca Fahri bercerita kepada saya dalam perjalanan menuju Uni-Freiburg bahwa Aisha Hanem baru saja kirim kabar sedang istirahat di sebuah hotel di Kota Amman, Yordania. Besoknya, tanggal 4 akan masuk Palestina dan minta didoakan. Ternyata itu adalah kabar terakhir yang ia terima dari Aisha."

"Hoca Fahri, hari berikutnya mencoba kontak nomor Aisha Hanem tidak bisa. Kirim email tidak ada balasan. Begitu juga tanggal 6, 7, 8, 9. Lost contact! Satu minggu setelah itu tidak ada kabar juga. Hoca Fahri mengontak keluarga di Turki, menanyakan apakah di antara mereka ada yang dikontak Aisha? Ternyata tidak ada. Semua cemas. Hoca Fahri juga mengontak keluarga Alicia di Amerika. Mereka juga sama cemasnya, sebab tidak ada kabar dari Alicia. Satu bulan tidak ada kabar. Hoca Fahri dan Iqbal, pamannya Aisha Hanem, terbang ke Amman untuk cari info tentang Aisha dan Alicia. Hasilnya nihil. Mereka nekad masuk Yerusalem, bahkan tinggal di Yerusalem dua minggu. Hasilnya juga nihil. Upaya diplomatik ia usahakan, tapi juga nihil. Aisha dan Alicia seperti hilang di telan bumi. Hilang tanpa jejak sama sekali. Hoca Fahri seperti kehilangan gairah bidup. Makan dan minum susah. Tidur susah. Tubuhnya kurus sekali. Kalau tidur ia mengigau hafalan Al-Qur'annya atau menjebut nama Aisha."

"Pada tanggal 29 Januari 2008 sebuah kabar mengejutkan datang dari keluarga Alicia bahwa Alicia telah ditemukan menjadi mayat di pinggir daerah Hebron, Israel dengan kondisi yang mengenaskan. Tubuhnya sudah membusuk, nyaris tidak bisa dikenali. Bentuk gigi Alicia-lah yang menjelaskan bahwa itu adalah Alicia."

"Hoca Fahri sangat tertekan mendengar kenyataan itu. Ia berharap bahwa Aisha masih hidup tapi ia tampaknya sangat menyadari itu kecil. Sebab Alicia pergi bersama Aisha. Hoca Fahri kembali pergi ke Yerusalem kali ini bersama seorang pengacara Jerman yang juga seorang Yahudi. Tapi hasilnya nihil. Hoca Fahri pulang ke Indonesia minta doa kepada keluarga di Indonesia. Lalu kembali ke Jerman dan Hoca Fahri langsung masuk rumah sakit karena kesehatannya buruk. Iqbal Hakan Erbakan dan beberapa keluarga dari Turki datang untuk memberikan daya semangat pada Fahri. Iqbal mengingatkan kepada Hoca Fahri tentang perbaikan tesisnya. Hoca Fahri lalu tenggelam dalam kerja ilmiah."



(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 68

0 komentar:

Posting Komentar