Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 62

"Saya tidak tahu apakah tadi mereka menyebut kita sebagai amalek atau bagaimana? Tapi saya mendengar mereka mengucapkan kata itu sambil melihat bahkan mengisyaratkan kepada kita. Penyebutan amalek itu sangat merendahkan. Saya pernah membaca pembahasan masalah ini. Menurut ajaran mereka, di dalam Kitab Ester dalam Tanakh, Haman seorang wazir jahat musuh Yahudi digambarkan sebagai bangsa keturunan amalek. Yaitu sebuah bangsa yang digambarkan sangat membenci dan sangat ingin menghancurkan Bani Israel setelah mereka eksodus dari Mesir. Lha, di dalam Taurat mereka, Tuhan memberi perintah kepada mereka agar memusnahkah semua orang amalek sepanjang sejarah, sampai tidak ada orang Amalek yang hidup. Celakanya, pada abad modern ini, beberapa kalangan Yahudi ekstrem menganggap bangsa Palestina, Arab dan bahkan Muslim itu sebagai amalek. Atau sama dengan Amalek. Atau wujud amalek modern."

"Itu serius, mas?"

"Sangat serius. Saya tidak mengkhayal. Saya punya data-data ilmiahnya. Seorang Rabi Yahudi dari New York bernama Rabi Marc Scheneier juga mengakui bahwa ada kalangan Yahudi ekstrem yang menganggap bangsa Palestina, Arab dan Muslim sebagai amalek."

"Yang berarti mereka merasa harus menjalankan perintah Tuhan untuk membasminya?"

"Itulah gawatnya. Kau ingat pembantaian di Masjid Hebron tanggal 25 Februari 1994 yang dilakukan oleh Baruch Goldstein?"

"Ya ingat. Itu awal-awal saya datang ke Mesir. Saya masih belajar bahasa Arab di Fajar sebelum masuk Al-Azhar, Orang-orang Mesir sangat marah dan mengutuk tindakan pembantaian itu. Masjid Hebron bermandi darah, 29 orang Palestina tewas di tempat, 125 lainnya terluka."

"Goldstein itu jenis Yahudi ortodoks yang ekstrem yang memegang kuat ajaran Tauratnya bahwa amalek harus dibasmi, dan bangsa Palestina, bangsa Arab dan orang Muslim dianggap sebagai amalek. Goldstein sangat dipengaruhi ajaran-ajaran rasis Meir Kahane. Ini masalah serius di dunia modern. Sebab orang Yahudi yang rasis dan ekstrem seperti Goldstein tidak sedikit."

"Oh ya?"

"Silakan kau buka di internet. Tindakan Baruch Goldstein ternyata mendapat sambutan positif dari tokoh-tokoh Yahudi ekstrem. Membantai orang Muslim yang sedang shalat itu dianggap sebagai aksi kepahlawanan. Rabi Samuel Hacohen seorang pengajar di Jerusalem College menyanjung Goldstein sebagai 'the greatest Jew alive, not in one way but in every way', ia bahkan menganggap Goldstein adalah 'the only one who could do it, the only one who was 100 percent perfect.'"

"Uedan!"

"Itu realita. Peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh Goldstein itu dirayakan oleh kelompok Yahudi ekstrem. Mereka mengatakan, membunuh orang-orang Palestina itu dibenarkan oleh Taurat, Rabi Dov Lior memuji Goldstein setinggi langit dengan mengatakan, holier than all the martyrs of the Holocoust. Orang-orang Yahudi ekstrem itu masih sering memperingati peristiwa itu dengan perayaan yang memuji-muji Goldstein, 'Dr. Goldstein there is none other like you in the world. Dr. Goldstein, we all love you. .. ! Itu mereka dendangkan dengan suka cita."


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 62

0 komentar:

Posting Komentar