Kompleks itu berada di atas bukit. Di belakang rumah
Fahri adalah lembah. Dan lembah itu telah juga menjadi perumahan yang teratur
indah. Maka dari Iantai dua rumah Fahri, selain bisa menikmati taman pribadi di
belakang rumah, juga bisa melihat panorama Iembah Stoneyhill yang sedap
dipandang. Panoramanya adalah desain arsitek yang tampak modern dan simpel.
Sangat jauh dibandingkan panorama Kota Edinburgh dilihat dari atas Edinburgh Castle yang terasa kuno, sangat artistik dan tampak rumit
ukiran-ukiran bangunannya.
Dan rumah Fahri tampak dua lantai. Namun sesungguhnya
tiga lantai. Sebab di bawah lantai pertama ada Basement selebar bangunan rumah itu. Basement itu memiliki pintu
dan jendela ke laman belakang. Jika dari taman belakang, tampak betul itu rumah
tiga lantai.
Di lantai satu ada ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan
dan dapur. Ada satu kamar mandi. Serta dua kamar tidur berukuran sedang. Paman
Hulusi menempati salah satu kamar itu. Di lantai atas ada kamar utama dengan
kamar mandi di dalam, Kamar tidur anak. Dan ruang santai yang dilengkapi
toilet. Lantai atas itu sepenuhnya digunakan oleh Fahri. Ruang santai ia
gunakan juga sebagai ruang kerja dan perpustakaan pribadi. Lantai paling bawah
adalah basement yang untuk sementara hanya difungsikan sebagai gudang, tempat
mesin cuci dan mesin pemanas ruangan. Sebenarnya di gudang itu ada kamar yang
tidak dipakai, juga ada toilet lebih sederhana yang juga tidak dipakai.
Malam itu, Stoneyhill sempat kembali diguyur hujan, walau
hanya sebentar. Pukul sepuluh malam, hujan sudah reda. Jalan-jalan tampak
basah. Udara dingin berhembus dari utara. Stoneyhill Grove sangat lengang.
Sebagian penduduknya telah terlelap dalam kamarnya yang berpenghangat. Fahri
masih bekerja merampungkan editing hasil riset untuk postdoc-nya. Ia menargetkan malam itu harus selesai. Sebenarnya ia
masih memiliki waktu lima bulan untuk menyelesaikan risetnya. Tetapi ia ingin
segera selesai lebih cepat tanpa mengurangi kualitas dan bobotnya. Prinsipnya,
jika bisa cepat berkualitas kenapa harus berlama-lama dan mengulur-ulur waktu.
Paman Hulusi naik ke tempat kerja Fahri.
"Hoca, sudah hampir jam dua belas. Sebaiknya Hoca
istirahat, jaga kesehatan."
Fahri menghela nafasnya. la mengalihkan perhatiannya dari
layar laptopnya ke wajah Paman Hulusi yang berdiri di dekat tangga. Fahri
memutar kursi kerjanya dan mengisyaratkan agar Paman Hulusi mendekat dan duduk
di sofa dekat meja kerjanya. Paman Hulusi mendekat dan duduk.
"Paman, di Eropa, termasuk di Inggris ini, kita
adalah minoritas. Undang -undang di sini memang tidak membeda-bedakan ras dan
agama. Namun tetap saja bahwa penduduk asli sini yang berkulit putih dan yang
beragama mayoritas mendapatkan kemudahan dan prioritas dalam banyak hal.
Perempuan Muslimah yang berjilbab bisa mencari kerja dan bekerja di Britania
Raya ini. Tetapi, perempuan yang asli sini dan beragama mayoritas, lebih mudah
diterima bekerja di sini. Namun tetap masih ada kasus-kasus Muslim pendatang
yang tidak semudah orang asli sini, meskipun sudah dapal permanent resident atau
pun warga negara sini.”
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar