"Saya tidak muluk-muluk bisa menyampaikan keindahan
Islam pada semua orang di Britania Raya yang salah paham kepada Islam. Tidak,
paman. Saya tidak muluk-muluk. Cukuplah bahwa saya bisa menyampaikan akhlak
Islam dan kualitas saya sebagai orang Islam kepada orang-orang yang sering
berinteraksi dengan saya, jika saya bisa, itu saya sudah bahagia."
"Insya Allah dua jam lagi, kerja saya selesai,
paman. Dan paman boleh istirahat, tidak perlu menunggui saya sampai
selesai."
Paman Hulusi mengangguk dan memahami dengan baik apa yang
disampaikan oleh majikannya itu.
"Mau kan. Hoca saya buatkan teh, atau kopi sebelum
saya istirahat?"
"Secangkir kopi boleh, paman.”
"Kopi apa? KopiTurki, Arab, atau Brasil?"
"Kopi Indonesia saja, paman. Itu Kopi Luwak yang
bungkusnya kaleng hitam dari indonesia. "
"Baik, Hoca. "
Paman Hulusi beranjak turun ke dapur. Fahri kembali tenggelam
dalam kerjanya. Sepuluh menit kemudian Paman Hulusi mengantar secangkir kopi
dan sepiring Oatcakes.
"Terima kasih, paman," kata Fahri ketika Paman
Hulusi meletakkan kopi dan Oatcakes itu di ujungmeja kerja Fahri.
"Kalau Hoca memerlukan saya, tidak apa saya
dibangunkan saja.”
"Iya, paman. Jangan lupa, baca doa dan Ayat Kursi
sebelum tidur"
"Iya, Hoca."
Fahri menyeruput kopinya dan kembali bekerja. Setengah jam
kemudian Fahri mendengar
suara mobil menderu pelan di haIaman. Fahri menyibak
gorden jendela di sebelah kirinya dan melihat keluar, Itu mobil Tuan Ferguson
lewat. Rumahnya ada di ujung barat Stoneyhill Grove. Tuan Ferguson kerja
sebagai chef di sebuah restoran di hotel berbintang empat, The Scotsman Hotel Edinburgh. Mungkin giliran kerjanya sore hingga malam, sehingga ia
sering pulang menjelang tengah Malam.
Fahri kembali bekerja. Meneliti Majmu' Washaya karya Al
'Allamah Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahr, baginya adalah satu keberkahan. Ia
merasa berada di hadapan ulama besar itu dan terus disirami nasihat dan dibersihkan
hati dan jiwanya.
"Ketahuilah,
himmah adalah wadah taufik. Kendarailah kuda himmah, niscaya kamu akan mencapai
puncak cita-citamu. Mintalah pertolongan Allah dalam setiap langkahmu, maju
maupun mundur. Niscaya tidak akan sia-sia jerih payahmu dan akan tercapai
cita-citamu. Lazimkan sikap shidiq dan ikhlas, karena keduanya harus dimiliki
oleh orang-orang yang memiliki keberhasilan dan keuntungan dalam perdagangan.”
Wasiat Habib Hasan Al-Bahr itu menggetarkan jiwanya.
Sudah ia baca banyak buku-buku motivasi, tapi motivasi dari seorang ulama yang
ikhlas hatinya dan 'arif billah
terasa berbeda. Wasiat dan motivasi ulama yang ‘arif billah mengajak untuk menjangkau kesuksesan sejati yang resonansinya
menjangkau akhirat.
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar