Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 16



"Saya tidak muluk-muluk bisa menyampaikan keindahan Islam pada semua orang di Britania Raya yang salah paham kepada Islam. Tidak, paman. Saya tidak muluk-muluk. Cukuplah bahwa saya bisa menyampaikan akhlak Islam dan kualitas saya sebagai orang Islam kepada orang-orang yang sering berinteraksi dengan saya, jika saya bisa, itu saya sudah bahagia."

"Insya Allah dua jam lagi, kerja saya selesai, paman. Dan paman boleh istirahat, tidak perlu menunggui saya sampai selesai."

Paman Hulusi mengangguk dan memahami dengan baik apa yang disampaikan oleh majikannya itu.

"Mau kan. Hoca saya buatkan teh, atau kopi sebelum saya istirahat?"

"Secangkir kopi boleh, paman.”

"Kopi apa? KopiTurki, Arab, atau Brasil?"

"Kopi Indonesia saja, paman. Itu Kopi Luwak yang bungkusnya kaleng hitam dari indonesia. "

"Baik, Hoca. "

Paman Hulusi beranjak turun ke dapur. Fahri kembali tenggelam dalam kerjanya. Sepuluh menit kemudian Paman Hulusi mengantar secangkir kopi dan sepiring Oatcakes.

"Terima kasih, paman," kata Fahri ketika Paman Hulusi meletakkan kopi dan Oatcakes itu di ujungmeja kerja Fahri.

"Kalau Hoca memerlukan saya, tidak apa saya dibangunkan saja.”

"Iya, paman. Jangan lupa, baca doa dan Ayat Kursi sebelum tidur"

"Iya, Hoca."

Fahri menyeruput kopinya dan kembali bekerja. Setengah jam kemudian Fahri mendengar
suara mobil menderu pelan di haIaman. Fahri menyibak gorden jendela di sebelah kirinya dan melihat keluar, Itu mobil Tuan Ferguson lewat. Rumahnya ada di ujung barat Stoneyhill Grove. Tuan Ferguson kerja sebagai chef di sebuah restoran di hotel berbintang empat, The Scotsman Hotel Edinburgh. Mungkin giliran kerjanya sore hingga malam, sehingga ia sering pulang menjelang tengah Malam.

Fahri kembali bekerja. Meneliti Majmu' Washaya karya Al 'Allamah Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahr, baginya adalah satu keberkahan. Ia merasa berada di hadapan ulama besar itu dan terus disirami nasihat dan dibersihkan hati dan jiwanya.

"Ketahuilah, himmah adalah wadah taufik. Kendarailah kuda himmah, niscaya kamu akan mencapai puncak cita-citamu. Mintalah pertolongan Allah dalam setiap langkahmu, maju maupun mundur. Niscaya tidak akan sia-sia jerih payahmu dan akan tercapai cita-citamu. Lazimkan sikap shidiq dan ikhlas, karena keduanya harus dimiliki oleh orang-orang yang memiliki keberhasilan dan keuntungan dalam perdagangan.”

Wasiat Habib Hasan Al-Bahr itu menggetarkan jiwanya. Sudah ia baca banyak buku-buku motivasi, tapi motivasi dari seorang ulama yang ikhlas hatinya dan 'arif billah terasa berbeda. Wasiat dan motivasi ulama yang ‘arif billah mengajak untuk menjangkau kesuksesan sejati yang resonansinya menjangkau akhirat.


(Bersambung)


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 16

0 komentar:

Posting Komentar