Siapa yang masuk ruangan itu bisa saja akan mengira
Profesor Stevens seorang Muslim, padahal tidak. Ia lahir di Blackburn, sebuah
kota kecil di utara Manchester. Menyelesaikan B.A.-nya dalam Sastra Arab di Manchester.
Lalu mengambil master kajian Persia di Cambridge, doktornya ia selesaikan di
SOAS London. Sebelum menyelesaikan masternya, ia pernah belajar bahasa Persia
selama setengah tahun di Teheran. Dan ketika melakukan penelitian doktornya ia
pernah tinggal di Damaskus selama delapan bulan. Ia menguasai enam bahasa
penting selain Inggris sebagai bahasa ibunya yaitu Prancis, Jerman, Arab, Persia,
Yunani Kuno, dan lbrani.
Profesor Stevens menelepon seseorang. Sejurus kemudian
pintu ruangan itu diketuk, Profesor Stevens membukakan pintu dan tampaklah Miss
Rachel menyerahkan map dan langsung pergi lagi. Profesor Stevens menutup
pintunya dan menyerahkan map itu kepada Fahri.
"Ini proposalnya, silakan dilihat. "
Fahri menerima dan melihat sekilas. Ia merasa kajiannya
akan cukup menarik.
"Saya akan pelajari dengan saksama, Prof. Maaf, saya
harus merampungkan sedikit pekerjaan, lalu bersiap ke masjid. Ini hari ibadah
saya, hari Jum'at."
"Ya, saya mengerti. Saya berharap ada jawaban
secepatnya."
"Hari Senin yang akan datang saya sampaikan jawabannya."
"Jika Anda setuju, saya akan usulkan Anda untuk
menjadi pengajar resmi di sini. Apalagi saya sangat memerlukan kerja sama Anda
di CASAW. Terima kasih atas waktunya."
"Sama-sama.”
Fahri Iangsung menuju ruangannya, ia lupa belum mengirim email
terima kasih kepada Profesor Turgut Dikinciler dari Jerman atas kiriman
bukunya. Dan kepada Prof. Omar Sandler dari SOAS London atas kiriman jurnalnya.
Ia membuka komputernya dan mengirim email ucapan terima kasih kepada mereka
berdua. Khusus kepada Profesor Turgut Dikinciler yang tak lain adalah
supervisor doktornya saat di Uni-Freiburg ia mengirimkan hasil riset dan kajiannya
untuk postdoc. Ia berharap Profesor
Turgut Dikinciler berkenan memberikan pengantar jika diterbitkan menjadi buku.
Setelah itu Fahri jalan kaki menuju Edinburgh Central Mosque. Ia telah berpesan kepada Paman Hulusi
agar setelah mengantar Brenda langsung parkir di masjid dan iktikaf di masjid
saja sambil menunggu shalat Jum'at. Belum banyak jamaah yang hadir ketika Fahri
shalat tahiyyatul masjid. Sambil
menunggu jamaah berdatangan sampai khatib naik mimbar, Fahri berusaha mengkhatamkan
wirid hari Jum'atnya, yaitu membaca Surat Al-Kahfi, dan membaca shalawat minimal
seribu kali.
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar