Seorang imam muda berjenggot tebal dan berjubah putih
naik ke mimbar dan mengucapkan salam. Fahri menghentikan bacaan shalawatnya.
Muadzin dari Pakistan mengumandangkan adzan dengan suara cukup bagus. Masjid
itu penuh, Hati Fahri selalu bergetar melihat sebuah masjid penuh oleh jamaah
dari berbagai bangsa dari seantero penjuru dunia seperti siang itu. Wajah
Afrika, Asia Tenggara, Asia Timur, Arab, Asia Selatan, Turki, Eropa Timur,
Eropa Barat, dan Mongol, tampak memenuhi masjid itu, meskipun wajah Asia
Selatan lebih dominan dari yang lain. Semua menunduk khusyuk mendengarkan khutbah
dari imam muda itu. Logat Inggrisnya belum fasih benar tapi sangat bisa
dipahami oleh jamaah. Pronounciation-nya
masih sangat terasa Iidah Arabnya. Fahri yang bertahun-tahun hidup bersama
orang Arab langsung menangkap itu. Imam itu menyampaikan pesan-pesan yang
terkandung dalam Surat Az-Zumar ayat delapan hingga sepuluh. Setelah dua khutbah
selesai dalam tiga puluh menit, shalat Jumat pun didirikan.
Fahri berdiri di shaf pertama, sedikit di sebelah kanan
imam. Rakaat pertama sang imam membaca Surat Az-Zumar dari ayat pertama hingga
ayat sepuluh. Agak sedikit panjang. Rakaat kedua membaca Surat Az-Zumar mulai
ayat sebelas. Sang imam membacanya dengan indah. Sampai ayat dua puluh satu, sang
imam membaca:
"Alam tara
ilal ladzina utu nashibam minal kitabi ... "
Fahri langsung tahu itu salah.
Yang dibaca sang imam adalah Ali Imran ayat dua puluh
empat. Fahri langsung meluruskan:
"Alam tara annallaha
anzala minassamai ma-an”.
Sang imam mengulang ayat sebelumnya dan kembali membaca "Alam tara ilal ladzina utu nashibam
minal kitabi ... ". Fahri langsung mengingatkan, "Alam tara annallaha anzala minassamai ma-an”.
Awal ayat itu sama-sama "Alam tara" namun lanjutannya berbeda. Sang imam rupanya
memorinya menyasar secara otomatis ke Surat Ali Imran, Imam itu berhenti
sesaat. Ia laIu membaca basmalah dan membaca Surat "Sabbihis". 1
Selesai salam, imam muda itu menghadap shaf belakangnya
dan bertanya dengan nada agak marah, "Siapa tadi yang mengganggu bacaan
saya?"
"Maaf, tadi itu sama sekali tidak bermaksud
menganggu, tapi meluruskan. Saya yang melakukan," jawab Fahri tenang.
"Tadi itu menganggu, merusak bacaan yang sudah saya
baca dengan benar."
"Yang imam baca tadi tidak tepat. Imam nyasar ke Ali lmran. Tadi imam membaca "alam tara ilalladziina uutuu nashibam
minal kitabi…"
"Itu benar "
"Silakan dibuka mushafnya." Seorang jamaah
mengambil mushaf.
"Seharusnya yang dibaca adaIah " "Alam tara annallaha anzala minassamai
ma-an”, seterusnya. Sementara yang tadi imam baca Surat Ali Imran dua puluh
empat. Dari Az-Zumar nyasar ke Ali lmran. Silakan dicek."
(Bersambung)
1 Surat Al A’la
0 komentar:
Posting Komentar