Fahri kaget. Ia tetap membalas dengan senyum dan
beristighfar di dalam hati. Ia tidak mau meladeni anak remaja berambut pirang
itu. Paman Hulusi melihat semua itu, ia juga melihat apa yang diisyaratkan
Jason yang penuh penghinaan. Paman Hulusi geram, Fahri menahan Paman Hulusi
agar tetap tenang. Jason mengeloyor pergi penuh kemenangan.
"Hoca terlalu sabar!"
"Tidak tepat kalau kita meIadeni anak remaja itu,
paman. Kita akan cari cara yang tepat untuk membuatnya sadar bahwa apa yang
dilakukannya itu tidak terpuji.”
"Saya sangat yakin, pasti yang mencorat-coret kaca
depan mobil kita itu si Jason itu. Pasti dia, siapa lagi kalau bukan dia?"
"Jangan gegabah menuduh, paman?"
"Dia sudah kena racun Islamofobia. Lihat bagaimana
bencinya dia memandangi Hoca !"
"Sudahlah paman, kebencian jangan kita balas dengan
kebencian. Ayo masuk, siapkan teh panas dan sarapan, sementara saya ngeprint kerjaan saya."
Paman Hulusi tersadar akan tugas utamanya.
"Baik, Hoca."
3
Pengemis Bersuara Serak
Pagi itu kembali gaduh. Pertengkaran itu terjadi lagi.
Sudah beberapa kali Fahri mendengar pertengkaran sengit antara ibu dengan anak
gadisnya itu. Tak lain dan tak bukan adalah antara Nyonya Janet dan Keira. Cekcok
mulut itu terdengar sampai ruang kerja Fahri. Suara benda pecah juga terdengar.
Tiba-tiba suara pertengkaran itu semakin keras, diiringi isak tangis.
Pertengkaran itu rupanya kini terjadi di beranda rumah.
Keira menangis. Hidungnya berdarah.
"Aku akan lapor polisi! Mama menyakitiku! Aku akan
lapor polisi!"
"Sana cepat lapor! Penjarakan mama mu ini, dengan
begitu kau akan benar-benar hidup cari makan sendiri dan aku malah enak, di
penjara aku bisa santai tidak ngurusi kamu yang tak bisa diatur dan Jason yang
selalu membua t masalah!"
Keira memandangi ibunya sambil terisak-isak.
"Aku akan pergi, aku bosan hidup seperti ini !"
"Sana pergi, kemasi barangmu dan pergi! Ayo! Kenapa
hanya berdiri di situ!?"
Keira malah duduk menggeIosor sambil sesenggukan menangis.
Gadis itu ternyata tidak punya nyali untuk melaksanakan ancamannya. Nyonya
Janet masuk ke dalam rumah, sejurus kemudian ia sudah keluar lagi membawa tas
kerjanya.
“Kau harus ganti uang untuk beli biola barumu itu! Ingat rumah
ini belum lunas! Mama tidak mau tahu dari mana uang itu! Kau bisa mengamen di Princess Street atau The Royal Mile”
ucap Nyonya Janet kepada Keira sebelum melangkah meninggalkan rumahnya.
Nyonya Janet melangkah tegap menuju halte bis terdekat
yang terletak di Clayknowes. Kira-kira lima ratus meter jalan kaki dari Stoneyhill
Grove.
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar