Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 102

"Satu kau mau jadi sababatku. Dan kedua kau tidak melakukan tindakan tidak terpuji itu lagi selamanya. Di mana saja. Mau?"

Jason berpikir sejenak.

"Baik, Saya mau. Saya penuhi syarat itu."

"Jadi sekarang kita bersahabat?"

"Ya kita bersababat."

"Give your five!"

Jason mengangkat telapak tangannya dan Fahri memukul telapak tangan Jason dengan telapak tangannya.

"Okay Jason, kau sekarang jadi sababatku. Jadi jika kau perlu bantuanku jangan segan-segan. Jika kau ingin cokelat satu dua batang. Datanglah ke minimarket ini. Bilang baik-baik pada kasir; kau akan mendapatkannya gratis. Aku yang bayar! Okay. Silakan pulang!"

Kedua mata Jason berkaca-kaca. Ia hendak meninggalkan ruangan itu.

"Jason, tolong jangan lupa bawa hadiah ini!"

Jason menerima tas plastik berisi cokelat itu, "Thank you very much for your kindness."

"Don't mention it!" Jawab Fahri sambil tersenyum. "Jason, smile please!"

Jason berusaha tersenyum meskipun tampak kaku dan terpaksa.

•••

Hotel itu tepat di pinggir pantai. Fahri dan Misbah memasuki lobby lalu mencari Eastfield Restaurant. Petugas hotel dengan ramah mengantarkan keduanya sampai di pintu Eastfield Restaurant. Fahri mengitarkan pandangannya. Di kursi dekat jendela, tampak Tuan Taher dan Heba telah duduk menunggu. Tuan Taher berdiri menyambut Fahri dan mempersilakan duduk di kursi yang ada di hadapannya. Fahri duduk berhadapan dengan Tuan Taher yang berada tepat di samping jendela, dan Misbah duduk berhadapan dengan Heba.

"Hanya kita berempat, tidak ada yang lain?" Tanya Fahri.

"Ya sementara hanya kita berempat. Nanti ide-ide dari pertemuan ini akan saya sampaikan pada rapat komunitas muslim se-Edinburgh. Oh ya kalian makan apa?" Jawab Tuan Taher.

"Kami masih kenyang."

Jawab Fahri.

"Tidak, kalian harus makan. Saya pesankan soup seafood ya."

"Boleh." "Minumnya?"

"Mint tea. Kamu apa Bah minumnya ?"

"Lemon tea."

Tuan Taher memanggil pelayan restaurant dan memesan tambahan makanan dan minuman.

"Jadi teman saya Juu Suh dibawah bimbingan Anda?" Tanya Heba

"Iya benar. Bacanya Juu Suh. Tulisannya Ju Se. Saya tidak mengira kalau itu dia. Saya kira itu mahasiswa lelaki."

"Dia banyak memuji Anda. Tampaknya dia suka bahwa yang menjadi supervisornya adalah Anda."

"Semoga dia tidak kecewa."

"Saya yakin tidak."

"Jadi kita kembali ke tujuan kita bertemu di sini. Saya sudah membaca berita itu Tuan Taher, dan sungguh saya prihatin. Kita tidak perlu menyalahkan wartawan yang mengangkat masalah itu. Karena memang pada kenyataannya itu ada. Ya meskipun kalau saya baca beritanya bahasanya tampak tendensius dan ingin membuat citra komunitas muslim di sini buruk."

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 102

0 komentar:

Posting Komentar