Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 110

"Mepet banget Mas. Terkejar nggak ya kereta nya?" Seloroh Misbah  begitu Fahri masuk mobil.

"Kita meluncur ke sana secepat mungkin, Bah. Kalau tidak terkejar, aku belikan kau tiket kereta berikutnya. Paman, maaf, terpaksa harus sedikit ngebut. Tapi tetap waspada dan hati-hati."

"Baik Hoca."

Mobil bergerak pelan meninggalkan halaman rumah Fahri. Sampai di depan rumah nenek Catarina, Fahri menyapa dan melambaikan tangan pada orang tua itu. Nenek Catarina membalas melambaikan tangan dengan bibir dipaksakan untuk tersenyum. Aura kesedihan masih menempel pada wajah keriputnya.

Begitu meninggalkan kawasan Stoneyhill Grove, Paman Hulusi memacu mobil SUV BMW itu lebih cepat. Begitu memasuki jalan utama menuju Edinburgh dari Musselburgh, mobil itu dipacu di atas 100 km perjam. Dengan lihat Paman Hulusi meliuk-liukkan mobil itu menyalip mobil-mobil yang ada di depannya. Fahri tidak khawatir sama sekali. Ia sangat percaya dengan kehandalan dan kemampuan Paman Hulusi mengendarai mobil.

Lima menit sebelum kereta Virgin Trains itu berangkat, Fahri, Misbah dan Paman Hulusi sampai di pintu masuk stasiun Waverly. Dengan setengah berlari Fahri mengikuti Misbah menuju kereta. Fahri dan Paman Hulusi mengantar Misbah sampai di tempat duduknya. Kabin kereta itu begitu nyaman. Beberapa penumpang sudah duduk dengan tenang. Ada yang masih masuk. Ada yang baru meletakkan tasnya di bagasi. Dua orang bule tak jauh dari tempat Misbah duduk malah sudah asyik bekerja dengan laptopnya.

"Kalau sudah stasiun Gwynedd Bangor kasih kabar ya Bah?"

"Insya Allah Mas. Sungguh Mas saya mengucapkan terima kasih tiada terkira atas segalanya. Jazakumullah khaira. Syukran jazilan."

"La syukra 'alal wajib, Bah. Selesaikan urusanmu di Bangor secepatnya. Kalau nanti barangmu ternyata banyak, dari Bangor ke Edinburgh sewa mobil saja Bah. Saya yang bayar."

"Iya Mas."

"Tiga menit lagi kereta berangkat. Kami tinggal Ya."

"Iya Mas."

Kedua sahabat itu berpelukan. Paman Hulusi juga memeluk Misbah dan mendoakan semoga selamat sampai Bangor, urusannya lancar dan tiba kembali di Edinburgh juga dengan selamat. Misbah mengamini.

Fahri dan Paman Hulusi keluar dari Virgin Trains.

"Paman kita ke AFO Boutique, ada yang mau saya bicarakan dengan Nyonya Suzan Brent."

"Iya Hoca. Kita mau jalan kaki saja atau mau pakai mobil?"

"Jalan kaki boleh paman."

"Queen Street dari sini agak jauh."

"Tak apa, tidak jauh sekali, hanya lima atau enam blok."

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 110

0 komentar:

Posting Komentar