Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 85

"Silakan. Itu lebih praktis. Silakan buka profil saya di website IMES. "

"Baik Doktor. Saya pergi. Bye."

"Sebentar."

"Ada apa Doktor."

"Maaf, kamu pernah lihat film Jet Li yang memerankan Wong Fei-bung?"

"One Upon a Time in China?"

"Ya."

"Itu termasuk film kesukaan saya." Wajah Ju Se tampak berbinar.

"Bagus. Ingat tokoh perempuan yang suka sama Wong Feihung?"

"Ingat sekali. Itu Aunt Yi. Diperankan oleh Rosamund Kwan dengan pas sekali. Ada apa Doktor?"

"Tolong kau tonton lagi... Coba kamu lihat cara Aunt Yi itu berpakaian. Maaf, saya lebih suka jika kamu berpakaian lebih tertutup seperti Aunt Yi itu. Saya akan merasa lebih nyaman. Tapi, terserah kamu. Ini sifatnya saran. Bukan paksaan."

"Oh, itu maksudnya. Saya mengerti. Terima kasih. Ada yang lain, Doktor?"

"Tidak."

Ju Se pergi, Fahri menutup pintu office-nya. Setengah jam lagi jadwalnya adalah rapat dengan Prof. Ted Stevens, Prof. Charlotte, dan beberapa dosen senior IMES yang termasuk dalam tim peneliti CASAW atau The Centre for the Advanced Study of the Arab World. Fahri telah menyiapkan satu proposal penelitian jika diminta. Ia membuka file proposalnya dan membaca dengan seksama untuk memastikan tidak ada kesalahan tulis. Masih ada waktu cukup untuk memeriksa ulang. Ia ingin beberapa langkah lebih siap dibandingkan anggota yang lain. Ia ingin membuktikan bahwa orang Indonesia tidak kalah dengan bangsa manapun.

Setelah rapat jadwalnya adalah meluncur ke Queen Street untuk melihat perkembangan AFO Boutique, lalu melihat resto dan minimarket Agnina di Musselburgh. Ia memang harus bekerja keras. Ia ingin buktikan bahwa sukses karir akademik bisa berbarengan dengan sukses bisnis. Lebih dari itu, semuanya adalah untuk ibadah di jalan Aliah SWT.

•••

Sore itu mendung datang begitu saja. Langit abu-abu kehitaman. Matahari seolah menyelesaikan tugasnya lebih awal. Gerimis turun perlahan. Angin dari utara meniupkan hawa dingin ke seantero Musselburgh. Fahri baru saja selesai memimpin evaluasi karyawannya sekaligus memotivasi mereka. Misbah yang diajak Fahri untuk ikut serta dalam hati harus mengakui babwa seniornya itu telah melakukan lompatan yang besar.

"Hoca, ba'da maghrib ada undangan Tuan Tahir untuk makan malam di rumahnya. Tadi Heba menyampaikan kepada saya. Apa kita mau ke sana?" Kata Paman Hulusi setelah seluruh karyawan meninggalkan ruang rapat.

"Apa Tuan Tahir ada pesan penekanan khusus untuk harus hadir?"

"Tidak ada penekanan khusus. Heba hanya bilang, kalau sempat."



(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 85

0 komentar:

Posting Komentar