Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 112

"Di bawa ke mana?" Tanya sopir taksi.

"Klinik, rumah sakit terdekat atau dokter terdekat." Jawab Fahri.

"Baik."

Sopir itu memacu mobilnya sedikit cepat. Mula-mula ia ke selatan, lalu ke barat mengitari St Andrew Square, lalu memasuki George Street dan terus meluncur ke arah barat dengan cepat. Sopir itu menghentikan taksinya dua puluh meter sebelum sampai toko pakaian Slaters. Sopir taksi menunjukkan kepada Fahri sebuah klinik yang terletak di lantai dua bangunan tua. Dengan sedikit susah payah mereka bertiga menggotong perempuan berjilbab hitam itu memasuki klinik. Fahri minta agar sopir taksi menunggu, begitu perempuan itu masuk klinik.

Pihak klinik menanyakan asuransi dan lain sebagainya, Fahri menjawab bahwa dirinya akan membayar semua biaya yang diperlukan. Dengan sigap pihak klinik melakukan penanganan medis. Setelah melihat perempuan berjilbab itu ditangani dengan baik, Fahri meminta Paman Hulusi tetap di klinik itu. Ia minta kunci mobil pada Paman Hulusi lalu naik taksi menuju stasiun Waverly. Fahri mengambil mobilnya yang diparkir di kawasan Waverly. Siang itu Fahri batal menjumpai Nyonya Suzan Brent yang bertanggung jawab mengelola AFO Boutique. Fahri justru membawa mobilnya ke kampus The University of Edinburgh. Ia ada janji menerima Ju Se, mahasiswi asal China yang dibimbingnya itu.

"Saya suka dengan caramu berpakaian hari ini." Kata Fahri begitu mahasiswi China itu memasuki ruang kerjanya dan duduk di kursi yang ada di hadapannya.

"Terima kasih."

"Pada pertemuan yang lalu saya minta Ju Se membaca minimal dua buku dari tujuh buku yang daftarnya saya berikan. Berapa buku yang sudah Ju Se baca?"

Ju Se tergagap.

"Eh, maaf, baru satu buku."

"Baru satu?"

"Iya."

"Kalau begitu mohon maaf, saya tidak bisa membimbing Anda. Silakan Anda temui Professor Stevens agar dicarikan pembimbing yang lain. Mohon maaf saya tidak bisa membimbing mahasiswa pemalas."

Muka Ju Se memerah mendengar kata-kata Fahri yang pelan namun tegas itu.

"Maafkan saya, beri saya satu kesempatan lagi. Saya janji pekan depan seluruh buku dalam daftar itu akan selesai saya baca."

"Maaf saya tidak bisa. Lebih baik cari pembimbing yang lain saja."

Tiba-tiba Ju Se turun dari kursinya dan bersimpuh di hadapan Fahri dengan kedua mata berkaca.

"Saya tahu Anda bisa memaafkan kesalahan kecil saya ini. Memang saya salah. Saya akan merasa malu jika minta pembimbing lain karena kesalahan saya. Tolonglah saya. Saya tidak mengatakan saya mahasiswa pekerja keras, tapi saya berani mengatakan saya bukan pemalas. Beri saya kesempatan."

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 112

0 komentar:

Posting Komentar