Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 99

"Ini memang realita yang memprihatinkan Bah. Maka kukatakan; ada panggilan dakwah untuk kita. Bagaimana caranya dan apa yang harus kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita yang sekarang masih kesusahan dan entah terpaksa entah tidak jadi pengemis itu. Kalau bukan orang-orang seperti kita yang dianggap berpendidikan siapa lagi? Kita akan sangat malu kalau saudara kita yang homeless itu terus diberitakan. Aku khawatir, kita di sini dianggap sampah sosial nantinya."

"Dengan sisa waktuku yang ada sekarang ini, yang mungkin hanya tersisa satu atau satu setengah tahun, saya siap membantu Mas Fahri, sebisasaya."

"Nanti sore kau akan aku ajak rapat dengan Tuan Taher membincangkan masalah ini."

"Siap Mas."

Mosa Abdulkerim dan Nona Ruth datang membawa dua porsi makan siang dan minuman. Keduanya meletakkan di atas meja, tepat di hadapan Fahri dan Misbah.

"Thank you very much Brother Mosa and Miss Ruth." Ucap Fahri sambil tersenyum. Kedua anak buah Fahri itu membalas ucapan Fahri dengan tersenyum lebih lebar lalu mempersilakan Fahri menikmati makan siangnya. Misbah langsung menyesap jus mangga di hadapannya. Fahri juga melakukan hal yang sama. Keduanya lalu makan dengan lahapnya.

"Kita shalat Ashar di sini setelah itu kita meluncur menjumpai Tuan Taher di The Rockville Hotel." Ujar Fahri kepada Misbah selesai makan.

"Iya Mas. Keluarganya Tuan Taher ramah dan baik ya Mas. Terasa banget saat makan malam. Sepurane ya Mas, ngomong-ngomong Si Heba, anak Tuan Taher itu boleh juga lho. Mungkin kalau Mas Fahri lamar, mau dia."

"Bah, jangan ngomong seperti itu lagi dan tema seperti itu lagi! Bagiku cukup Aisha, nggak ada yang lain!" Nada Fahri agak marah, mukanya memerah. Misbah tahu seniornya itu sangat tidak berkenan dengan kata-kata.

"Iya Mas, sepurane."

Tiba-tiba Madam Barbara masuk. Dengan akses Inggris Scotlandia ia memberi laporan kepada Fahri, "Anak nakal itu masuk lagi ke minimarket ini. Tuan mau lihat apa yang dilakukannya?"

"Boleh."

"Mari ikut saya ke ruang monitor."

Fahri mengajak Misbah untuk ikut. Keduanya mengikuti Madam Barbara ke ruang monitor. Di layar monitor yang berjumlah enam itu tampak suasana di dalam minimatket. Lima kamera menangkap apa yang terjadi di dalam mini market. Satu monitor fokus pada kasir. Empat lainnya memantau suasana minimarket dari sudut yang berbeda-beda. Sementara satu monitor menyorot sisi luar minimarket, terutama bagian pintu masuk. Fahri mengamati dengan seksama monitor-monitor itu.

"Lihat monitor nomor dua itu Tuan." Gumam Madam Barbara. Fahri langsung melihat monitor nomor dua. Tampak seorang anak remaja sedang berada di lorong makanan kecil. Itu adalah Jason. Ia tampak melihat-lihat biscuit. Ia lalu menuju bagian cokelat batangan. Ia memegang-megang coklat itu. Fahri dan Misbah menyaksikan dengan seksama dan hati sedikit bergetar. Apa yang akan dilakukan Jason? Apakah ia akan mengambil cokelat batangan itu dan memasukkan ke dalam saku celananya lalu keluar tanpa membayar?

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 99

0 komentar:

Posting Komentar