Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 121

"Jason, aku tidak tahu persis, sesungguhnya apa yang terjadi dengan Keira. Tolong jelaskanlah! Kenapa ia sampai seperti itu?"

"Semua berawal ketika bom meledak di London, 7 Juli 2005. Bom itu menewaskan Tuan Brad, ayah Keira. Tidak hanya menewaskan ayah Keira, bom itu juga turut mernghancurkan jalan Keira meraih mimpi-mimpi besarnya." Jason menyebut Tuan Brad sebagai ayah Keira, tidak menyebut Tuan Brad sebagai ayah Keira dan dirinya. Fahri mengenyitkan kening."

"Tuan Brad itu juga ayahmu?"

"Bukan. Dia ayah Keira bukan ayahku."

"Jadi kalian bukan kakak beradik?"

"Saya dan Keira memiliki ibu yang sama, tetapi memiliki ayah yang berbeda."

"Oh, I see."

"Mama hidup satu rumah dengan Tuan Brad dan punya anak Keira. Ketika mama meminta Tuan Brad resmi menikahinya, Tuan Brad tidak mau. Alasan Tuan Brad katanya tidak mau hidup terikat. Kata Mama, Tuan Brad diam-diam suka gonta-ganti pasangan. Mama tidak menyukai itu dan memilih pisah dengan Tuan Brad. Hanya saja kelebihan Tuan Brad adalah orangnya sebenarnya baik dan dermawan. Karena itu meskipun berpisah, Tuan Brad masih memperhatikan Keira, yang berarti memperhatikan mama. Tuan Brad masih terus mengirim uang untuk Keira. Bahkan ketika mama menikah lagi dengan lelaki yang menjadi ayah kandungku, Tuan Brad masih mengirimi uang untuk Keira. Mama mungkin adalah perempuan yang sial, suami keduanya yang tak lain adalah ayah kandungku itu meninggalkannya pergi ke Australia dan tidak kembali.

Jadilah mama menghidupi kami berdua. Untung Tuan Brad masih terus membantu. Meskipun Tuan Brad sudah punya pasangan baru dan punya anak juga, tapi Tuan Brad sangat menyayangi Keira."

Fahri mendengarkan cerita Jason dengan seksama.

"Keira anak yang cerdas. Aku akui itu. Dia anak yang cerdas. Selain cerdas ia sangat berbakat memainkan alat musik, terutama biola. Keira bermimpi menjadi pemain biola profesional tingkat dunia. Tuan Brad sangat mendukung cita-cita Keira. Sejak kecil Keira sudah dimasukkan sekolah musik oleh Tuan Brad. Bahkan Keira bisa masuk St. Mary's Music School, sekolah musik tingkat high school terbaik di Edinburgh. Saat itu mimpi Keira melambung. Ia bersumpah akan masuk ke sekolah musik profesional terbaik di Inggris yang masuk dalam jajaran sekolah musik terbaik dunia seperti London's Royal College of Music atau The Yehudi Menuhin School di Surrey. Dua sekolah itu sangat terkenal melahirkan musikus-musikus kelas dunia. Namun mimpi itu harus ia kubur bersama terkuburnya jenazah Tuan Brad, ayahnya, yang tewas karena Bom London, 7 Juli 2005 itu. Tragisnya peristiwa itu terjadi ketika Keira bersiap untuk melanjutkan jenjang high schoolnya di St. Mary's Music School."

Fahri ikut merasa prihatin mendengarnya. Ia seolah ikut menjadi Keira yang kehilangan ayah yang dicintainya. Jason melanjutkan ceritanya.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 121

1 komentar: