Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 128 | BUNGA BUNGA MAKRIFAT

15
BUNGA BUNGA MAKRIFAT


"Menurutku Hoca tidak perlu repot-repot menolongnya sampai minta Nyonya Suzan segala. Apalagi ibunya sendiri tidak peduli lagi padanya. Keira sudah bukan anak-anak lagi, dia melakukan hal itu pasti sudah memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Kalau Hoca mau mencoba menolongnya, mungkin Hoca bisa lapor kepada pihak polisi saja untuk memeriksa Keira. Itu jika Hoca khawatir ada unsur human trafficking dibalik apa yang dilakukan oleh Keira."

"Apa yang Paman Hulusi sampaikan ada benarnya. Tapi saya rasa lapor polisi saja tidak cukup Paman. Jika saya bisa menyelamatkan kesucian tetangga kita itu akan saya lakukan. Saya teringat adik perempuan saya, keponakan-keponakan saya. Jika saya mampu memberikan solusi pada akar masalah yang menimpa Keira kenapa tidak? Jika saya mampu mengantarkannya mencapai impiannya kenapa tidak?"

"Apa Hoca tertarik pada Keira? Maaf."

"Paman Hulusi ada-ada saja. Kayak Paman belum kenal aku saja. Apakah ada tanda-tanda aku seperti itu?" Paman Hulusi menggeleng.

"Hanya kerelaan dari Allah yang aku harapkan Paman."

"Entah kenapa, aku merasa Hoca melakukan hal aneh-aneh."

"Aneh-aneh bagaimana Paman?"

"Ya misalnya saja, pertama, menolong perempuan bermuka buruk itu. Mengobatkan dia di klinik sampai sembuh. Bahkan mengajaknya untuk tinggal di rumah ini, meskipun di letakkan di basemen paling bawah. Kenapa tidak Hoca serahkan saja pada pemerintah kota sini biar diurusi mereka? Atau sewakan rumah saja. Kedua, begitu baik sama Jason. Bahkan Hoca membiayai keinginannya untuk sekolah bola. Ketiga, repot-repot menolong Keira. Terus repot-repot mau menolong nenek Catarina yang rumahnya mau dijual anak tirinya. Di sini sudah biasa nenek tua itu hidup di panti jompo. Terlalu jauh Hoca mengurusi nenek-nenek itu menurut saya."

"Apakah ada yang salah Paman?"

"Bukan salah Hoca, tapi ... "

"Kita beramal tidak usah pakai tapi-tapian Paman. Kita herusaba ikhlas, namun demikian hanya Allah saja yang berhak menilai. Jika itu semua diterima Allah sebagai amal shaleh selain mengharap ridha-Nya di akhirat, aku berharap pahalanya sampai kepada Aisha, jika Aisha benar-benar telah mati. Jika masih hidup, aku berharap itu membuat Aisha selalu dirahmati oleh Allah dan dalam kondisi apapun juga aku masih diberi kesempatan oleh Allah berjumpa dengannya Paman."

Kata-kata Fahri itu diikuti dadanya yang bergetar dan kedua mata yang berkaca-kaca. Paman Hulusi menunduk mendengar penjelasan Fahri. Orang tua itu bisa merasakan sedemikian dahsyat rasa cinta Fahri kepada istrinya Aisha. Sampai meyertakan Aisha dalam amal-amal baiknya.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 128 | BUNGA BUNGA MAKRIFAT

1 komentar:

  1. makasih kak updatenya
    terus lanjutkan kak,
    saya terus menantinya >.<

    BalasHapus