Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 124

"Kalau begitu cepatlah kau bergerak temui ibumu. Ini untuk ongkos taksi. Kau pakai taksi saja." Fahri mengulurkan dua lempar dua puluhan pounsterling pada Jason.

"Baik, saya pergi dulu. Terima kasih." Ucap Jason sambil mengambil empat puluh pounsterling itu. Jason bergegas melangkah cepat meninggalkan ruang kerja Fahri.

"Kau itu adalah adik perempuanku, kakak perempuanku, anak perempuanku, keponakan perempuanku, atau kerabat perempuanku, maka aku tidak akan biarkan ia melakukan itu. Aku akan tolong semampu yang bisa aku lakukan untuk menolongnya. Maka tidak ada alasan untuk tidak menolong Keira." Gumam Fahri dalam hati. Ia tidak mungkin membiarkan ada perempuan melakukan perbuatan nista di hadapannya. Jika ia mampu menyelamatkannya, apa pun agamanya, ia akan menyelamatkannya.

Fahri meraih ponselnya dan mengontak Paman Hulusi.

"Bagaimana kondisinya Paman? Sudah boleh keluar dari sana?"

"Iya Hoca. Sudah baik. Dokter sudah mengizinkan keluar. Dia sedang berkemas. Ini saya sedang membereskan semua administrasi. Setengah jam lagi kami keluar dari klinik. Hoca yakin ia dibawa ke rumah kita, bukan disewakan tempat saja?"

"Bawa ke rumah kita saja Paman. Lantai dasar sudah Paman siapkan kan?"

"Sudah Hoca."

"Bawa dia langsung ke rumah saja, biar menempati kamar di lantai dasar. Paman Hulusi tidak usah menjemput saya. Saya ada urusan yang harus saya bereskan. "

"Baik Hoca."

"Oh ya Paman, sebelum sampai rumah, ajak dia ke supermarket agar dia belanja semua keperluan pribadi dia. Mungkin dia perlu pakaian ganti, perlu sabun mandi yang cocok dengan dia dan lain sebagainya."

"Baik Hoca."

•••

Fahri bergegas meninggalkan kampus. Ia merasakan perutnya lapar. Ia berjalan cepat menuju Edinburgh Central Mosque. Selain untuk shalat maghrib, tujuannya adalah juga makan malam di kantin masjid.

Di masjid ia berjumpa dengan Tuan Taher Khan yang memberitahukan kepada Fahri bahwa Heba dilamar oleh imam masjid yang masih muda itu. Imam yang bacaannya pernah diluruskan oleh Fahri Itu. Tuan Taher minta pendapat Fahri.

"Dia imam masjid. Masih mau ditanyakan apanya lagi? Menurut saya tidak ada alasan bagi Heba untuk menolaknya." Jawab Fahri.

"Tapi Heba bilang ia tidak ada feel. Ia kata sudah beberapa kali lihat imam itu. Baik di jalan, di pelataran masjid, maupun ketika imam itu berkhotbah di mimbar masjid. Heba bilang ia tidak suka. Bagaimana menurut Anda?"


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 124

0 komentar:

Posting Komentar