Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 132

"Saya berasal dari Eropa Timur. Saya lari ke Britania Raya ini nekad. Saya tidak bawa apa-apa kecuali nyawa. Saya harus lari karena tidak kuat lagi dengan penderitaan yang saya alami. Saya berharap di sini dapat hidup lebih baik, ternyata saya mengalami seperti yang kalian lihat. Saya terpaksa harus hidup dengan meminta-minta. Jujur status saya ilegal di sini. Saya sudah tidak punya paspor dan dokumen apa-apa lagi. Dokumen saya hilang bersama hilangnya tas saya saat saya tertidur di stasiun Waverly beberapa tahun lalu. Itu yang bisa saya ceritakan. Mo... mohon maaf jika penjelasan saya ini tidak memuaskan."

Fahri mengenyitkan keningnya. Paman Hulusi mendengus lirih.

"Eropa Timur, negara mana?"

"Saya keturunan Bulgaria."

"Hmm Bulgaria, apa saat awal-awal ke sini Anda sempat berkomunikasi dengan kedutaan negara Bulgaria di sini?"

Sabina mengge1eng.

"Anda sudah berkeluarga, atau pernah berkeluarga?"

Sabina mengangguk.

"Suami Anda, atau anak Anda ada di Bulgaria? Atau juga di sini?"

"Saya tidak punya anak, suami saya mohon maaf saya tidak bisa menceritakan. Tolong jangan paksa saya. Tolong, saya tidak bisa. Saya juga tidak mau ke Bulgaria lagi. Saya mau tinggal di sini saja. Biarlah saya mati di sini. Yang penting saya ingin mati tetap sebagai seorang muslimah."

Fahri menghela nafas.

"Saya mohon maaf kalau terkesan memaksa Anda tinggal di rumah ini. Saya tidak bermaksud begitu, saya..."

"Saya yang harus minta maaf, saya sungguh tidak tahu diri. Saya baru sadar setelah mendengar penjelasan Tuan tadi. Saya tidak pernah mempertimbangkan bahwa cara hidup saya bisa menodai citra saudara-saudara saya sesama muslim di sini. Sungguh saya menyesal. Baiklah saya akan tetap tinggal di sini, saya ikut saja, tapi tolong jika saya tinggal di rumah ini, beri saya pekerjaan. Apa saja akan saya lakukan asal tidak melanggar aturan Allah. Tolonglah!"

"Iya insya Allah, saya akan pikirkan bagaimana yang terbaik. Yang paling penting adalah memikirkan bagaimana caranya Anda bisa legal lagi berada di negara ini."

"Terima kasih, Tuan Fa.. Fahri." Ucap Sabina serak dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Sudah cukup, silakan kamu kembali ke tempatmu di bawah. Kamu boleh bawa air atau roti atau makanan yang kamu suka yang ada di kulkas." Kata Paman Hulusi tegas.

"Iya, jangan sungkan." Tambah Fahri.

Sabina mengangguk lalu beringsut pergi dan menuruni tangga ke bawah yang ada di dekat dapur. Sesaat setelah Sabina hilang ditelan tangga terdengar pintu depan diketuk. Paman Hulusi membuka pintu. Ternyata Jason.

"Hai Paman!" Kata Jason ramah. Sikapnya sangat berbeda dengan dulu-dulu yang dingin dan sinis.

"Hai Jason!"

"Fahri ada ?"

"Ada, silakan masuk."

"Terima kasih."

Jason masuk dan dipersilakan duduk di depan Fahri.

"Ada berita apa Jason? Tentang Keira ya?" Tanya Fahri.


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 132

0 komentar:

Posting Komentar