Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 126

"Ya rumahnya tepat di samping rumah saya. Saya baru saja dapat informasi detil kenapa dia melakukan itu semua. Ia sedang kecewa, dia juga frustasi, dia punya mimpi besar yang ingin ia raih. Ia ingin jadi pemain biola profesional terkemuka, ia ingin jadi musikus besar, ia ingin menjuarai salah satu kompetisi biola tingkat dunia. Saya ingin Nyonya temui dia. Nyonya katakan padanya bahwa nyonya sangat simpatik padanya, nyonya ingin membantunya sampai tercapai cita-citanya dan tidak perlu ia menjual kebormatan dirinya. Semua biaya terkait membantu Keira itu biar saya yang tanggung. Kalau misalnya dia perlu belajar pada seorang maestro biola agar menang kompetisi main biola tingkat dunia, saya siapkan dananya semuanya. Saya ingin Keira meraih mimpinya jadi juara dunia main biola dan dia jadi pemain biola profesional. Saya tidak ada maksud apa-apa, saya murni ingin menyelamatkan seorang gadis yang aslinya baik itu agar tetap terjaga kesuciannya. Apakah Nyonya bisa membantu saya?"

Kedua mata Nyonya Suzan berkaca-kaca, "Tentu saja."

"Jangan pernah sebut nama saya. Biarlah Keira tahu yang membantu dia adalah Nyonya. Tidak apa-apa dia tahu Nyonya penanggung jawab AFO Boutique. Saya hanya minta agar Nyonya mensyaratkan kepada Keira, pertama ia kembali bersatu dengan ibu dan adiknya. Kedua, sungguh-sungguh dan berjuang keras untuk jadi juara dan pemain biola terbaik. Ketiga, jika sudah jadi orang terkenal tetap rendah hati dan mengingat bahwa dibalik suksesnya Tuhan mengirim seorang sahabat yang membantunya."

"Baik Tuan, saya akan lakukan."

"Dan untuk pekerjaan membantu Keira ini, kalau Nyonya Suzan mau menganggap sebagai sebuah kerja profesional tidak apa. Saya akan bayar secara profesional tinggal Nyonya sebut angkanya saja."

"Ah tidak perlu Tuan. Saya bisa ikut menyelamatkan gadis itu bagi saya itu sebuah kehormatan bahwa hidup saya ada sedikit berguna untuk kebaikan."

"Terima kasih Nyonya. Malam ini juga Nyonya bisa langsung mengontak Keira, jangan sampai didahului orang-orang yang berniat buruk."

"Baik Tuan."

•••

Gerimis tipis turun membasahi Stoneyhill Grove. Sebuah taksi hitam berbenti di depan rumah Fahri. Setelah membayar ongkos taksi, Fabri turun menenteng tas biola. Fahri melangkah memasuki beranda rumahnya sementara taksi balik kanan meluncur meninggalkan Stoneyhill Grove.

Paman Hulusi sedang menyeduh teh Turki ketika Fahri masuk dan mengucapkan salam.

"Wa'alaikumussalam" Jawab Paman Hulusi sambil melihat barang yang dibawa Fahri.

"Apa itu Hoca? Biola?"

"Iya, Paman."

"Untuk apa? Rindu main biola seperti saat bersama Aisha Hanem?"


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 126

0 komentar:

Posting Komentar