Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 131

"Sudah paman, sudah!" Fahri menghela nafas.

"Sister Sabina, saya minta maaf sebesarnya jika keberadaan Anda di rumah ini membuat Anda tidak merasa nyaman. Saya mohon maaf jika menempatkan Anda di basement bukan di lantai satu atau lantai dua. Itu semata-mata untuk menjaga kesucian kita bersama. Meskipun di basement saya berusaha itu adalah tempat yang layak untuk siapa saja. Toh pada hakekatnya itu bukan sebuah ruangan di bawah tanah. Itu adalah ruangan dengan jendela-jendela dan pintu ke halaman belakang. Saya mohon maaf jika masih kurang menghormati Anda. Kalau misalnya Anda tidak mau kami tolong maka kami tidak memaksa. Asal Anda tahu saja, seperti saya pernah sampaikan saat Anda masih di klinik itu, saya tidak semata-mata melakukan ini untuk membantu Anda, tapi saya sedang berusaha semaksimal yang saya mampu untuk membantu umat Islam yang minoritas di kota ini. Apa yang Anda lakukan dengan mengemis di jalan itu memperburuk citra umat ini. Dan Anda harus tahu, mengemis itu dilarang oleh Rasulullah saw.. Saya alhamdulillah diberi amanah oleh Allah sedikit titipan harta. Yang jujur itu sesungguhnya benar-benar bukan harta saya, itu semua sejatinya milik istri saya. Di harta itu ada hak buat fakir miskin dan yang tidak mampu. Kalau Anda tidak mau tinggal di sini, saya akan usahakan mencarikan rumah, dan mencarikan pekerjaan yang layak buat Anda. Saya belum tahu Anda di sini legal apa ilegal. Kalau ilegal saya akan bantu semampu yang saya mampu agar Anda jadi legal di sini. Sekarang silakan Anda bicara, saya akan dengarkan sebaik-baiknya. Saya sangat berterima kasih jika pertanyaan-pertanyaan saya itu Anda jawab dengan jelas."

Sabina menunduk diam. Ia tidak bicara. Keheningan menyelimuti ruangan itu sesaat.

"Silakan bicara Sister Sabina." Lirih Fahri kembali mengulang permintaannya.

Yang terdengar malah isak tangis perempuan itu.

Fahri menghela nafas, Paman Hulusi tampak marah dan sebel kepada perempuan itu. Namun ia diam dengan mengatupkan rahangnya.

"Ma.. maafkan saya." Lirih Sabina.

"Don't worry, tolong jika berkenan jawablah pertanyaan saya tadi. Anda asalnya dari mana? Keluarga Anda di mana dan seterusnya?" Sahut Fahri.

"Na.. nama saya Sabina."

Ucap Sabina lebih keras dengan suara serak.

"Kami sudah tahu namamu Sabina. Jawablah pertanyaan Hoca Fahri, apa kamu tidak dengar?" Geram Paman Hulusi.

"Paman, tolong." Fahri memberi isyarat agar Paman Hulusi bersikap lembut.

"Saya tidak punya keluarga di sini. Saya sebatang kara. Mohon maaf saya tidak bisa menceritakan ihwal keluarga saya. Mohon maaf, jangan paksa saya."

"Kami tidak akan memaksa. Jelaskan saja apa yang bisa Anda jelaskan pada kami, supaya kami bisa membantu Anda."


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 131

0 komentar:

Posting Komentar