Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 165

Fahri membaca buku menu dengan seksama. Semuanya dijamin halal. Sebab restaurant itu berada di dalam ingkungan masjid dan dibawah kendali masjid. Fahri akhirnya memesan Lamb curry with vegetable and rice. Minumnya ia pesan jus mangga.

"Sabtu biasanya Professor libur, kenapa minta ketemuan?"

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan. Kalau lewat telepon aku khawatir tidak bisa clear."

"Apa itu itu Professor?"

"Jujur yang minta dengan sungguh-sungguh agar kau dimasukkan dalam daftar staff pengajar di kampus itu aku."

"Aku tahu itu Professor, Terima kasih atas kebaikannya."

"Lha ini ada sedikit masalah yang harus kita atasi bersama."

"Apa itu Professor?"

"Begini, ada pihak yang meminta dengan sangat agar kau secepatnya dikeluarkan dari kampus. Aku menentang. Tapi pihak yang meminta ini punya jaringan kuat kayaknya. Aku perlu argumentasi yang kuat agar bisa mempertahankan dirimu. Saya ingin bertanya padamu, apa kau sedang punya urusan dengan sebuah kelompok atau komunitas tertentu di sini? Tepatnya bahkan punya masalah dengan mereka?"

"Saya tidak faham dengan pertanyaan Professor. Kelompok yang Anda maksud itu siapa? Mereka itu siapa? Saya merasa tidak punya masalah dengan siapapun di sini." Fahri kaget dan bingung.

Professor Charlotte menghela nafas.

"Saya agak bingung memulai dari mana. Baiklah saya langsung berterus terang saja biar segera clear. Tolong jawab dengan jujur, apa kamu sedang berurusan dengan orang-orang jews di sini?"

Fahri terhenyak. Ia diam sesaat. Professor Charlotte mengamati mimik dan gerak-gerik Fahri dengan seksama.

"Tetangga saya seorang nenek-nenek. Dia Yahudi." Lirih Fahri.

"Teruskan ..."

"Saya berusaha menolongnya. Tidak ada maksud apa-apa. Apalagi membuat masalah dengan kalangan mereka."

"Tolong ceritakan dengan detil pada saya dan dengan sejujur-jujurnya."

Fahri lalu menceritakan semua hal tentang nenek Catarina dan bagaimana ia berinteraksi dengan nenek itu panjang lebar. Hampir setengah jam Fahri bercerita. Bahkan ketika menu-menu yang dipesan telah dihidangkan Fahri masih lanjut bercerita. Professor Charlotte menyimak dengan seksama dan tidak terasa kedua matanya berkaca-kaca.

"Kalau itu maka yang kau lakukan adalah kebaikan, bukan sebuah masalah. Apakah ada yang lain?"

Fahri coba mengingat-ingat. Tiba-tiba ia teringat kejadian di bar itu, saat ia ditraktir oleh Brenda. Fahri menceritakan kejadian malam itu, bagaimana Baruch dan teman-temannya menyindir dirinya dan teman-temannya sebagai amalek dan Fahri sebelum pergi sempat menghampiri mereka dan mengenalkan dirinya kepada mereka.

"Mungkin itu masalahnya!"

Kata Professor Charlotte setengah berteriak.

"Apakah saya salah bersikap seperti itu Prof?"


(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 165

0 komentar:

Posting Komentar