Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 173

Mereka memasuki restaurant muslim India itu. Kepada pegawai restauran Fahri minta tempat duduk untuk delapan orang. Pegawai restaurant itu dibantu kasir restaurant langsung menyiapkan tempat, tiga meja digabung. Dalam waktu singkat tempat untuk delapan orang pun siap. Fahri mempersilakan tamu-tamunya untuk duduk. Satu persatu memesan makanan dan minuman.

"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih Madam Varenka, Nona Keira dan juga Hulya. Pertunjukan yang luar biasa." Kata Fahri.

"Terima kasih, tapi Anda terlalu memuji." Jawab Madam Varenka

"Tadi itu sungguh pertunjukan yang luar biasa. Jujur. Saya sangat menikmati." Sahut Ju Se.

"Saya terpikir, jika mau, bisa dibuat acara lebih serius. Pertunjukan di gedung konser. Saya tadi seperti menyaksikan tiga malaikat memainkan biola. Sangat layak dijadikan pertunjukan serius di gedung yang prestisius." Sambung Heba, putri Tuan Taher.

"Madam Varenka dan Keira luar biasa. Kalau boleh tahu belajar di mana?" Tanya Hulya.

"Jangan tanya kepada Madam Varenka belajar di mana, tapi lebih tepat mengajar di mana. Madam Varenka ini pernah mengajar di Juilliard School." Pelan Keira dengan nada dingin.

"Juilliard School sekolah musik yang terkenal di Amerika itu?"

"Benar,"

"Pantas. Kalau Anda, apa di Juilliard School juga?"

"Saya belajar pada Madam Varenka."

"Keira ini lulusan terbaik St. Mary's Music School, salah satu sekolah musik tertua di Edinburgh ini. Saya hanya membantu dia menemukan sentuhan terbaiknya." Madam Varenka menjelaskan.

Heba, Ju Se dan Tuan Taher tampak mengangguk-angguk.

"Ternyata kalian para pemain biola berkelas bukan pengamen jalanan. Pantas bisa menyihir ribuan orang. Kalau Anda sendiri belajar di mana? Maaf nama Anda tadi siapa?" Heba menatap Hulya. Dua perempuan berjilbab itu saling tatap.

"Saya Hulya."

"Iya Hulya belajar biola dari mana?"

"Saya belajar di Ankara. Dulu awalnya belajar dari sepupu saya Aisha, istri Tuan Fahri ini. Saat itu saya berlibur di rumah Aisha di Jerman ketika itu Aisha belum menikah. Ternyata katanya saya berbakat. Pulang dari sana terus saya kursus private di Ankara."

"Iya saya lihat Anda sangat berbakat, tidak kalah dengan Keira." Puji Madam Varenka.

Mendengar kata-kata itu Keira tampak menunjukkan muka tidak senang.

"Ada apa denganmu Keira?" Tanya Nyonya Suzan.

"Ah, tidak apa-apa. Saya hanya merasa perut saya kurang nyaman. Maaf." Keira bangkit dari kursinya dan bergegas ke petugas kasir menanyakan apakah ada toilet. Dengan ramah petugas mengantar Keira ke toilet.

"Bagaimana dengan usul saya? Kita buat pertunjukan yang lebih serius di tempat yang prestisius? Dengan tujuan yang tetap sama yaitu untuk amal kemanusiaan. Untuk anak-anak Palestina, atau anak-anak yang lain yang menderita di dunia ini?" Kata Heba sambil melihat Fahri.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 173

0 komentar:

Posting Komentar