Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 189

"Assalamu'alaikum Ozan." Sapa Fahri.

Pria asli Turki itu mendongak agak kaget dan langsung tersenyum lebar begitu melihat wajah Fahri. Ozan menjawab salam lalu berdiri dan memeluk Fahri.

"Mau pesan apa? Sedikit saya selesaikan pekerjaan lalu kita ke Central Mosque London. Dekat. Kira-kira cuma 3 mil saja. Semoga tidak macet."

Fahri dan Paman Hulusi duduk dan pesan teh.

"Kau yakin kita tidak akan terlambat? Bukannya ini jam macet di London?" Tanya Fahri.

"Sudah saya perkirakan termasuk macetnya. Syaikh Utsman dan Paman Eqbal menunggu untuk makan malam di kantin masjid setelah shalat Isya'. Ini maghrib saja belum. Saat ini Syaikh Ustman pasti sedang menyimak orang-orang yang mau ambil sanad qira'ah dari beliau. Kita sedikit santai."

Fahri mengangguk mendengar penjelasan Ozan. Hampir satu jam mereka rehat sambil berbincang di kafe yang ada di tengah stasiun Kings Cross. Fahri sempat menanyakan apakah kedatangan Hulya ke rumahnya itu atas prakarsa Ozan? Dan Ozan menjawab sama sekali tidak. Ozan justru tampak kaget mengetahui Hulya sampai mendatangi Fahri ke rumahnya.

"Saya titip adik saya selama dia ada di Edinburgh. Tolong jaga dia sebagaimana kau menjaga adikmu." Pinta Ozan.

"Insya Allah." Lirih Fahri. Ozan melangkah ke tempat parkir mobil diikuti Fahri dan Paman Hulusi. Citarasa selera Ozan memang cukup tinggi. Ozan memilih SUV mewah Bentayga pabrikan Bentley yang cukup legendaris sebagai produsen mobil mewah. Begitu masuk ke mobil Ozan, Paman Hulusi langsung merasakan bahwa mobil SUV yang dipakai Fahri sehari-hari masih jauh dibandingkan mobilnya Ozan. Fahri masih terhitung sederhana. Apalagi Fahri beli juga bukan baru tapi second.

"Ini baru mobil." Lirih Paman Hulusi.

Ozan yang mendengar komentar Paman Hulusi itu tersenyum dan menimpal.

"Majikanmu kalau mau beli yang lebih mewah dan lebih bagus dari ini sangat mudah, tapi ia tidak mau. Itu pakai yang sekarang saja dia dulu mengeluh katanya terlalu mewah. Saya paksa dia pakai yang model itu biar tidak diremehkan sama pegawai dan karyawannya."

"Mungkin harus dipaksa lagi agar pakai yang model seperti ini, Tuan Ozan."

"Sudah Paman. Jangan membincangkan hal yang tidak perlu. Ayo kita ke jalan ke masjid."

Ozan tersenyum mendengar Fahri menegur Paman Hulusi. Pelan-pelan Ozan mengendarai mobil mewah itu meninggalkan Kings Cross. Kakak kandung Hulya itu memilih melewati Prince Albert Road menuju Central Mosque London. Jalanan London padat, namun rute yang dipilih Ozan sangat tepat, perjalanan cukup lancar, Lima belas menit menjelang Isya' mereka sudah sampai di ruang bawah tanah tempat parkir Central Mosque London.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 189

0 komentar:

Posting Komentar