Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 175

Malam itu selesai makan di Bay of Bengal, Nyonya Suzan Brent mengajak Keira ke AFO Boutique yang terletak di Queen Street. Di ruang kantor AFO Boutique dengan muka merah padam perempuan berasal dari Irlandia Utara itu mengungkapkan kekecewaannya kepada Keira. Dengan tanpa basa-basi penanggung jawab harian AFO Boutique menegur sikap Keira yang kurang bersahabat selama makan bersama di restaurant India itu.

"Saya tidak suka dengan sikap kamu itu Keira? Kenapa kamu tidak bisa senyum dan ramah? Ada apa denganmu?' Cecar Nyonya Suzan pada Keira. "Lihat, Tuan Fahri begitu ramah, Heba juga ramah, Hulya begitu bersababat, Madam Varenka juga ramah dan begitu tampak bergembira karena pertunjukan itu sukses besar. Hanya kamu yang aneh sendiri. Kamu seperti tidak mau bersahabat dengan orang lain. Ada apa denganmu?"

Keira menunduk diam. "Kenapa diam saja? Ada apa denganmu Keira? Apa perlu aku minta kepada pihak sponsor agar menghentikan beasiswanya kepadamu? Saya diberi wewenang untuk melanjutkan atau menghentikan program ini. Pihak sponsor ingin kau bisa beretika yang baik. Sebab jika dengan program pembiayaan ini kau bisa memenangkan kejuaraan dunia, kau akan jadi tokoh publik. Dan pihak sponsor ingin kau jadi tokoh publik yang baik. Tokoh publik yang menginspirasi kebaikan!"

Keira menangis. Melihat Keira menangis Nyonya Suzan tidak pudar sedikitpun rasa kesal dan kecewanya.

"Aku ingin kau menjawab dengan penjelasan yang logis. Bukan dengan tangis, Keira!"

"Nyonya Suzan, kalaulah seandainya kau merasakan apa yang aku rasakan. Kau akan mengerti kenapa aku bersikap seperti itu?"

"Jadi itu masih terkait sama Bom London yang merenggut nyawa ayahmu?"

"Iya. Aku tidak bisa melupakannya. Rasa sakit dan kebencian itu tak bisa aku enyahkan. Mereka muslim ektrimis itu merenggut ayahku dengan kejam. Entah kenapa aku seperti tidak bisa memaafkannya?"

"Terus kau anggap semua muslim seperti itu? Begitu?"

"Entahlah, tetapi aku selalu merasa tidak nyaman ada di dekat mereka."

"Jadi kau menganggap Nona Heba dan ayahnya, Nona Hulya, juga Tuan Fahri itu sebagai tertuduh yang membunuh ayahmu. Kau anggap mereka para pembunuh? Juga muslim-muslim lainnya, begitu?"

Tangis Keira meledak. Nyonya Suzan diam dengan wajah merah padam dan kecewa.

"Dengar Keira, cara berpikirmu itu sangat berbahaya! Kalau kau terus berpikiran stereotip dan negatif pada orang lain seperti itu kau tidak layak jadi publik figur. Kau nanti bisa jadi pengobar kebencian. Mohon maaf, terpaksa program ini akan saya hentikan. Kau aku batalkan ikut kompetisi Internasional di ltalia itu!"

Keira tersentak kaget. Gadis itu menggeleng, "Tolong jangan, demi Yesus jangan lakukan itu Nyonya Suzan. Saya mengaku salah, tapi jangan kau putus harapan saya di tengah jalan. Saya janji akan ikuti semua saranmu. Tolong, Nyonya."

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 175

0 komentar:

Posting Komentar