Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 191

"Saya menjama' shalat maghrib dan isya', jama' ta'khir. Karena jama' ta'khir maka boleh maghrib dulu baru isya', karena memang begitu urutannya. Boleh juga Isya' dulu baru maghrib karena memang ini waktunya milik waktu Isya'. Kalau jama' taqdim misalnya saya shalatnya di waktu maghrib maka harus urut maghrib dulu baru Isya', tidak boleh Isya' dulu. Saya terpaksa jama' karena saya dalam perjalanan jauh dari Edinburgh."

Jama'ah itu tampak mengangguk puas mendengar jawaban Fahri.

Setelah dzikir dan shalat sunnah Syaikh Utsman sedikit memberikan ceramah singkat dan menjelaskan bahwa Fahri adalah salah satu murid terbaiknya yang kini mengajar di The University of Edinburgh, bagi yang ingin memperdalam qiro'ah sab'ah dan tafsir bisa belajar pada Fahri. Beberapa orang tampak mendekati Fahri dan minta kartu nama.

"Saya Omar Darwis, saya mengajar di Exeter. Mungkin suatu saat saya ingin mengundang Anda ke kampus saya."

Fahri mengangguk dan memberikan kartu namanya.

"Saya Abu Bakar Khan, saat ini sedang menempuh PhD di Oxford. Kalau Anda tahu Nadwatul Ulama India, saya dulu belajar di sana."

"Oh saya tahu. Syaikh Salman An Nadwi masih mengajar?"

"Masih. Anda kenal Syaikh Salman An Nadwi?"

"Saya sempat jumpa dan berbincang dengan beliau di Masjid Al Azhar Cairo saat beliau berkunjung di Mesir di akhir tahun sembilan puluhan. Jika nanti selesai dan pulang ke India saya titip salam buat beliau."

"Insya Allah. Sebentar tadi Syaikh Utsman mengumumkan Anda mengajar di The University of Edinburgh, maaf saya baca sebuah pengumuman di Oxford akan ada debat salah satu cendekiawan muslim yang hadir dalam debat berasal dari Edinburgh. Namanya sepertinya mirip Anda, apakah Anda tahu?"

"Ya insya Allah itu saya."

"Oh ya?"

"Insya Allah. Apakah Anda pernah menghadiri langsung perdebatan di Oxford Union itu?"

"Saya anggota Oxford Union dan sering hadir dalam perdebatan di sana."

"Sangat bahagia sekali jika nanti bisa berbincang-bincang dengan Anda, saya rasa saya perlu masukan dari Anda Brother Abu Bakar."

"Dengan senang hati."

Ozan dan Paman Eqbal memberi tahu Syaikh Utsman bahwa menu di kantin masjid sebagian telah habis. Ozan menyarankan makan malam di luar, Syaikh Utsman menyetujui. Ozan mengajak mereka ke Al Waha Restaurant, sebuah restaurant Lebanon yang berada di kawasan Paddington Bayswater. Imam masjid yang ingin menyertai Syaikh Utsman makan malam setuju pada pilihan Ozan. Mereka turun ke tempat parkir. Fahri dan Paman Hulusi ikut mobil Ozan, sementara Syaikh Utsman dan Paman Eqbal ikut mobil Sang Imam masjid. Ketika semua siap masuk ke dalam mobil, Syaikh Ustman menahan.

(Bersambung)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ayat-ayat Cinta 2 - Bagian 191

0 komentar:

Posting Komentar